tirto.id - Guna menekan tingkat kecelakaan angkutan barang yang kelebihan beban atau Over Dimension Overload (ODOL), Kementerian Perhubungan akan memasang jembatan timbang di seluruh pelabuhan penyeberangan di Indonesia.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiadi mengatakan langkah tersebut dilakukan guna mempersempit ruang gerak truk-truk ODOL yang hilir mudik di jalan raya.
"Pelabuhan ke depan akan kami lengkapi dengan jembatan timbang," jelas Budi dalam Rapat Uji Publik RPM Mekanisme Penetapan dan Formula Perhitungan Tarif Serta Penyesuaian Tarif Angkutan Antar Provinsi di Jakarta, Selasa (8/10/2019).
Saat ini, lanjut Budi, jembatan timbang yang sudah tersedia di pelabuhan baru di Pelabuhan Merak dan Bakauheni. Meski sudah tersedia, toh jembatan timbang di kedua pelabuhan tersebut belum dioperasikan,
Kementerian Perhubungan beralasan pihaknya saat ini masih melakukan sosialisasi terhadap pengusaha agar tak mengangkut barang dengan kapasitas berlebih. Rencananya, jembatan timbang akan resmi dipasang dan beroperasi pada 2020.
Kerugian yang ditimbulkan oleh truk ODOL tidaklah kecil. Hitungan Kemenhub, kerusakan jalan akibat truk ODOL merugikan negara hingga Rp43 triliun per tahun. Tak hanya itu, truk ODOL juga turut mengancam keselamatan pengendara kendaraan lainnya.
"Jangan sampai rute laut mengakomodir truk ODOL. Mengenai kapan ini akan diberlakukan, kami akan beri waktu pada operator untuk menyesuaikan ini karena cepat atau lambat, truk ODOL akan kami selesaikan," ujar dia.
Dengan pemasangan jembatan timbang di pelabuhan, Budi optimistis persoalan truk ODOL akan selesai pada 2021. Apalagi, hasil pemasangan jembatan timbang di darat juga positif, yakni berhasil menekan aktivitas truk ODOL sampai 20-30 persen.
"Semoga semakin mempersempit gerak kendaraan overload dan termasuk di penyeberangan. Ini kerucutnya, puncaknya kan untuk meningkatkan konektivitas dan menyangkut penyelamatan," terang Budi.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Ringkang Gumiwang