Menuju konten utama

Pembuat Instalasi Bambu Bundaran HI Tak Masalah Karyanya Dibongkar

Pembuat karya seni instalasi bambu Getah Getih di Bundaran HI menyatakan, sudah waktunya hasil karyanya dibongkar oleh Pemprov DKI.

Pembuat Instalasi Bambu Bundaran HI Tak Masalah Karyanya Dibongkar
Petugas Dinas Perhubungan mengatur lalu lintas di bawah Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Selasa (24/7/2018). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Pembuat instalasi bambu Getah Getih Joko Avianto mengatakan, memang sudah waktunya karya seninya yang terpampang di Bundaran Hotel Indonesia (HI) dibongkar.

Bahkan, kata dia, sebenarnya instalasi itu hanya bertahan selama enam bulan saja atau hingga bulan Februari lalu. Sementara Instalasi Bambu Getah Getih itu sudah dipasang sejak Agustus 2018 silam .

"Karena bukan karya permanen. Itu dipasang karena waktu itu momen tertentu, saat itu dipasang karena Asean Games," kata Joko kepada Tirto, Kamis (18/7/2019).

Ia pun mengaku, sebelumnya sudah menginformasikan hal tersebut ke Pemprov DKI Jakarta. Tetapi, baru sekarang dibongkar oleh Pemerintah.

Sebenarnya, kata dia, instalasi bambu itu dapat bertahan tergantung kondisi lingkungan di daerah tersebut. Karena kondisi instalasi di daerah bundaran HI itu sering terkena air dan polusi, sehingga bangunannya cepat rusak.

"Kami sebelumnya sudah mengukur cuacanya, kenapa alasannya memasang di situ, dan lainnya. Kalau di Jerman, itu bisa bertahan cukup lama, karena lingkungannya bersih, lingkungannya polusinya rendah, itu kawat pun tidak akan berkarat, kandungan asamnya kurang," terangnya.

Namun, dirinya tak bisa menyebutkan berapa jumlah biaya yang telah disepakatinya dengan pihak Pemprov untuk membangun karya seni tersebut. Tetapi dirinya mengaku kebingungan terkait anggaran yang diklaim oleh Pemprov DKI sebesar Rp550 juta.

"Yang jelas enggak segitu [Rp550 juta], yang jelas angka itu saya tidak tahu dari mana. Yang jelas jauh dari angka segitu," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait KARYA SENI atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Dhita Koesno