Menuju konten utama

Pemadaman Listrik di Jabodetabek, Bukti Manajemen PLN Buruk?

Pemadaman listrik di kawasan Jabodetabek mengakibatkan kerugian transportasi, komunikasi, dan perbankan.

Pemadaman Listrik di Jabodetabek, Bukti Manajemen PLN Buruk?
Pekerja melintas di Proyek pembangunan Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET) Cisauk, Tangerang, Banten, Jumat (7/12/2018). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/foc.

tirto.id - Jakarta, Minggu, 4 Agustus 2019 listrik mati. PLN berdalih pemadaman aliran listrik di Jabodetabek akibat gangguan sejumlah pembangkit di Jawa akibat trip yang dialami oleh Gas Turbin 1 sampai dengan 6 Suralaya, sedangkan Gas Turbin 7 saat ini sedang dalam posisi mati (off). Selain itu, gangguan juga terjadi pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Turbin Cilegon.

“Kami mohon maaf sebesar-besarnya untuk pemadaman yang terjadi, saat ini upaya penormalan terus kami lakukan, bahkan beberapa Gardu Induk sudah mulai berhasil dilakukan penyalaan,” ujar Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN I Made Suprateka melalui keterangan kepada media.

Selain di Jabodetabek, pemadaman listrik akibat gangguan Transmisi SUTET 500 kV juga terjadi di beberapa wilayah di Jawa Barat, seperti Bandung, Bekasi, Cianjur, Cimahi, Cirebon, Garut, Karawang, Purwakarta, Majalaya, Sumedang, Tasikmalaya, Depok, Gunung Putri, Sukabumi, dan Bogor.

Hingga berita ini ditulis, Minggu, 4 Agustus 2019, pukul 15.00, pemadaman listrik masih berlangsung di area Jabodetabek. Hal ini tentu menimbulkan sejumlah masalah, khususnya pada pelayanan publik.

Gangguan Transportasi Publik

Di sektor layanan kereta api, VP Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia Anne Purba mengatakan bahwa pemadaman listrik di area Jabodetabek tersebut mengakibatkan gangguan perjalanan di seluruh lintasan KRL.

“PT Kereta Commuter Indonesia menghimbau para pengguna di dalam kereta untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari petugas terutama yang berada di dalam kereta. Untuk para pengguna yang masih berada di stasiun dapat membatalkan tiket perjalanannya ke loket stasiun,” ungkap Anne kepada Tirto.

Selain KRL, gangguan juga terjadi pada jalur MRT. Corporate Secretary PT MRT Jakarta Muhammad Kamaluddin menyampaikan bahwa perusahaannya mendeteksi ada empat kereta ratangga yang terhenti di antara stasiun bawah tanah.

“Pintu Platform Screen Door (PSD) dibuka secara manual untuk proses evakuasi,” ungkap Kamaluddin melalui keterangan yang diterima Tirto.

Reporter Tirto yang menggunakan KRL pun sempat tertahan di Stasiun Cilebut sejak pemadaman yang berlangsung sekitar pukul 11.05 WIB.

Gangguan juga dialami oleh Kereta Api. Salah satu karyawan Tirto yang menggunakan Kereta Fajar Utama Jogja tujuan akhir Pasar Senen sempat tertahan di Stasiun Tambun sekitar pukul 14.20.

“Sempat berhenti 5 menit dan jalan lagi. Tapi ini ketahan lagi di Bekasi. Ada pengumuman, keretanya ngantri masuk masuk stasiun,” ujar Karyawan Divisi Riset Tirto, Irma Garnesia.

Berdasarkan pantauan reporter Tirto di lapangan, pemadaman listrik ini membuat lampu lalu lintas di area DKI Jakarta turut mati.

VP Corporate Communication Gojek, Kristy Nelwan mengungkapkan bahwa aplikasi Gojek tetap beroperasi meskipun terjadi gangguan pemadaman listrik dan internet. Namun, Kristy mengatakan bahwa gangguan jaringan internet tersebut mengakibatkan kendala pemesanan layanan.

“Hanya karena gangguan pasokan listrik tersebut berimbas pada jaringan komunikasi selular maka terdapat kemungkinan tidak stabilnya kualitas layanan internet. Hal ini dapat mengakibatkan kendala pemesanan layanan Gojek di beberapa area,” ungkap Kristy kepada Tirto.

Gangguan Jaringan Telepon

Pemadaman listrik memang tak hanya mengacaukan sistem transportasi publik, tapi juga jaringan telepon. Hal tersebut diakui beberapa provider penyedia jasa komunikasi.

“Sehubungan dengan padamnya aliran listrik di sejumlah wilayah di Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa timur, layanan XL Axiata ikut terdampak dan berimbas pada menurunnya kualitas layanan di wilayah tersebut,” ujar Tri Wahyuningsih, Group Head Corporate Communication XL Axiata.

“Kondisi jaringan Telkomsel, hingga saat ini kami masih menginventarisir jumlah perangkat jaringan yang terkena dampak penurunan kualitas akibat gangguan ini dan memastikan back up power berfungsi secara maksimal,” kata Vice President Corporate Communications Telkomsel, Denny Abidin.

“Telkom berupaya untuk menjaga kualitas layanan melalui back up sistem catuan listrik ke seluruh perangkat telekomuniasi,” ungkap Vice President Corporate Communication Telkom, Arif Prabowo.

Gangguan Transaksi Perbankan

Akibat dari gangguan sistem telekomunikasi tersebut beberapa Bank mengaku mengalami gangguan, meskipun tak signifikan. Head of Consumer Card Bank Central Asia, Santoso Liem mengatakan bahwa pemadaman listrik dan internet menyebabkan dampak pada operasional beberapa ATM.

“Sejaun ini yang saya dapat informasi kami masih dapat beroperasi, internet banking enggak ada masalah, M-banking masih beroperasi, ATM ada beberapa lokasi yang memang didukung genset itu enggak ada masalah, mungkin ada beberapa lokasi [yang mati],” ungkap Santoso saat dihubungi Tirto (4/8/2019).

Santoso menyarankan kepada nasabah BCA untuk mencari lokasi yang tersedia genset. Meski begitu, Santoso mengungkapkan bahwa pemadaman listrik dan gangguan jaringan internet ini mengakibatkan penurunan transaksi perbankan.

Selain BCA, gangguan perbankan juga dialami Bank Mandiri dan BNI di lokasi dengan cadangan daya kurang memadai. Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas memperkirakan akan terjadi gangguan pada layanan operasional yang berada di luar Bank Mandiri jika pemadaman berlangsung lebih dari dua jam.

“Kami memperkirakan beberapa ATM yang berlokasi di luar cabang Bank Mandiri atau di gedung yang tidak memiliki genset, akan mengalami gangguan karena daya tahan baterai (UPS) hanya untuk 1-2 jam,” kata Rohan kepada Tirto.

“BNI menganjurkan nasabah dan mitra setianya untuk menggunakan mesin-mesin ATM yang berada di dalam area kantor cabang BNI, karena memiliki cadangan daya yang memadai,” ungkap Corporate Secretary BNI, Meiliana.

Ekonom INDEF, Bhima Yudhistira mengatakan bahwa pemadaman listrik yang terjadi pada Minggu, 4 Agustus 2019 ini berimbas terhadap aktivitas di pusat perbelanjaan, mal, toko, restoran, dan lainnya.

Bhima juga menuturkan bahwa usaha yang paling terdampak dari gangguan listrik dan internet ini adalah UMKM, sebab tak semua dari mereka mampu membeli genset sebagai back up saat listrik padam.

“Selain itu merugikan UMKM di Jabodetabek dan wilayah yang terganggu. Bisa dibayangkan, pekerjaan di hari libur seperti bengkel, [usaha] makanan-minuman yang bergantung pada listrik terganggu,” kata Bhima saat dihubungi Tirto.

Selain UMKM, Bhima memperkirakan bahwa gangguan listrik dan telekomunikasi juga mengganggu aktivitas perdagangan online.

Komisi VII DPR Bakal Panggil Manajemen PLN

Terkait perkara pemadaman listrik ini, Anggota Komisi VII Fraksi Partai Golkar, Maman Abdurahman, mengatakan, komisinya bakal segera memanggil manajemen PT PLN (Persero) untuk meminta penjelasan atas kondisi tersebut.

"Kami dari Komisi 7 akan memanggil PLN untuk memberikan penjelasan dan evaluasi secara menyeluruh terhadap sistem operasional PLN selama ini," tuturnya saat dihubungi Tirto, Minggu (4/8/2019).

Lebih dari itu, menurut Maman, hal ini menunjukkan buruknya manajerial perusahaan setrum plat merah tersebut. "Ini membuka mata kita secara Terang benderang betapa rusak dan bobroknya manajemen PLN yang tidak memiliki back up plan terhadap manajemen operasi Listriknya," imbuhnya.

Baca juga artikel terkait MATI LISTRIK atau tulisan lainnya dari Widia Primastika

tirto.id - Current issue
Reporter: Hendra Friana & Widia Primastika
Penulis: Widia Primastika
Editor: Maulida Sri Handayani & Agung DH