Menuju konten utama

Pelarangan Sepeda Motor di Sudirman Tak Hilangkan Kemacetan

Pengaman menilai penertiban Jalan Sudirman-Thamrin sebaiknya tidak difokuskan untuk mengatasi kemacetan tetapi agar bebas dari kendaraan bermotor.

Pelarangan Sepeda Motor di Sudirman Tak Hilangkan Kemacetan
Sejumlah kendaraan terjebak macet saat melintas di jalan Sudirman, Jakarta, Senin (7/8). ANTARA FOTO/Galih Pradipta

tirto.id - Upaya Pemprov DKI Jakarta melarang sepeda motor di Jalan Sudirman pada September mendatang dinilai tidak akan akan mengurangi kemacetan. Hanya saja, kata Pengurus Masyarakat Transportasi Indonesia, Darmaningtyas, kesemrawutan yang disebabkan oleh pengendara motor di jalan tersebut akan terselesaikan.

"Karena Sudirman-Thamrin itu kan jalan nasional, bukan untuk mengatasi kemacetan tapi bagaimana penertiban jalan Sudirman-Thamrin sebagai muka jalan kota jakarta itu bebas dari kendaraan bermotor," ungkapnya usai menghadiri Focus Group Discussion (FGD) Rencana Umum Pengendalian Sepeda Motor Jabodetabek di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (8/8/2017).

Baca juga: Pro Kontra Larangan Sepeda Motor di Jalan Protokol

Meski demikian, ia tetap mendukung upaya yang dikakukan Pemprov DKI terkait rencana tersebut. Menurutnya, saat ini Jalan Sudirman telah memiliki akses yang cukup baik kepada moda transportasi massal seperti Transjakarta dan kereta api commuter line.

"Kalau dulu busway lewat jalur itu kan cuma yang ke arah Blok M-Kota, tapi sekarang ada dari Pulogadung ke Bunderan Senayan, ada dari Pinang Ranti ke Blok M. Jadi jalur itu angkutan umumnya relatif sudah bagus," paparnya.

Selain itu, jika menggunakan commuter line, Jalan Sudirman dapat diakses dengan mudah. "Dari Stasiun Palmerah dekat, terus (stasiun) Sudirman juga dekat. Artinya angkutan umum dekat. Dan kalau pergi jam 8 ke atas, relatif angkutan umumnya udah kosong."

Sementara itu, pihaknya juga bakal membantu Pemprov DKI dengan melakukan kajian terkait restruktrurisasi angkutan umum di Jabodetabek. Konsep yang dikemukaman olehnya tak berbeda jauh dengan yang telah dimulai di DKI yakni dengan menjadikan mikrolet dan angkutan umum kecil sebagai transportasi pengumpan yang terintegrasi dengan busway, commuter line, LRT, dan MRT.

Dengan begitu, ia berharap para pengendara sepeda motor yang bekerja ataupun biasa melewati Sudirman dapat berpindah menggunakan moda transportasi massal. "Kalau (angkutan-akngkutan umum) itu terkonek, tidak ada masalah lagi," ucapnya.

Baca juga: Pembatasan Sepeda Motor Diklaim Bisa Untung Triliunan Rupiah

Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan akan memulai uji coba pelarangan sepeda motor di Jalan Jendral Sudirman pada bulan September nanti. Ruas jalan yang rencananya akan diujicobakan menyasar Bundaran Hotel Indonesia sampai Bunderan Senayan.

Uji coba tersebut, lanjut Andri, akan dilakukan selama 3 sampai 4 Minggu. "Setelah itu dievaluasi. Apabila baik ya lanjutkan, kalau tidak ya kita harus berani tak merealisasikannya."

"Apakah nanti kita ikuti sesuai dengan pembatasan yang sudah ada yaitu dari jam 06.00 sampai jam 23.00 atau hanya di titik tertentu saja, itu nanti akan kita kaji lagi dengan rapat persiapan di Dirlantas Polda Metro Jaya," pungkas Andri.

Baca juga artikel terkait PELARANGAN SEPEDA MOTOR atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yuliana Ratnasari