tirto.id - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang, Retno Widyaningsih melaporkan wilayah Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) pada Rabu (25/5/2022) masih terdapat genangan akibat banjir pesisir atau banjir rob tiga hari yang lalu, meski tak setinggi saat peristiwa banjir rob terjadi.
“Untuk wilayah Pelabuhan Tanjung Emas saat ini masih ada genangan, walaupun tidak setinggi dua hari yang lalu,” ungkap dia kepada Tirto, Rabu (25/5/2022) malam.
Dikutip dari rilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dua hari lalu, ada peristiwa banjir rob besar yang terjadi di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jateng, seusai penahan air laut atau tanggul jebol pada Senin (23/5/2022).
Menurut catatan, kedalaman banjir rob hingga mencapai 1,5 meter (m) di Kawasan Lamacitra, 55 sentimeter (cm) di Jalan Coaster, 40 cm di Jalan M. Pardi, serta 50 cm di Jalan Yos Sudarso dan Jalan Ampenan.
Retno menerangkan, bahwa sampai 25 Mei 2022, ketinggian pasang air laut mencapai sekitar 50-70 cm. Dengan normalnya seharusnya hanya 60 cm.
“Kalau ketinggian pasang sekitar 50-70 cm. Normal pasangnya 60 cm, jadi kenaikan pasangnya 10 cm,” terang dia.
Retno juga menyebut banjir rob masih melanda Kota Pekalongan, Jateng. Namun dia tak mengetahui untuk wilayah lainnya.
“Tadi ada laporan dari Pekalongan bahwa Rob juga masih melanda Kota Pekalongan. Untuk wilayah lain kami belum terkonfirmasi,” tutur dia.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jateng melaporkan per 25 Mei 2022 pukul 06.30 Waktu Indonesia Barat (WIB) melalui situation report atau laporan situasi (SITREP) pasca dampak banjir rob di Kecamatan Semarang Utara, bahwa di Kelurahan Bandarharjo Rukun Warga (RW) 1 terdapat 900 kepala keluarga (KK) yang terdampak meliputi 750 rumah (kondisi rumah tingkat) dan 4.500 jiwa.
Sementara ketinggian air rata-rata di tiap Rukun Tetangga (RT) yaitu 40 cm. Tidak ada pengungsi, dan akses bisa dilewati oleh kendaraan roda empat.
Data ini didapatkan dari Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Provinsi Jateng, Dikki Rully Perkasa kepada Tirto.
BPBD Provinsi Jateng juga melaporkan di Kebonharjo RW 8,9,10 dan 11 ketinggian air berkisar antara 0-15 cm. Dengan 6.300 jiwa terdampak dan mayoritas adalah anak-anak dan lanjut usia (lansia), ada beberapa yang mengungsi di rumah saudara, akses bisa dilewati oleh kendaraan roda dua. Titik posko ada di RW 11, ini dibantu dengan Search and Rescue (SAR) Muhammadiyah.
Kemudian BPDB Provinsi Jateng pun melaporkan di Tambak Lorok RW 12,13,14,15, dan 16 ketinggian air berkisar antara 0-10 cm, tidak ada pengungsi, akses dapat dilewati kendaraan roda dua, dan tidak ada titik posko. Dikki mengeklaim para korban terdampak banjir rob ini sudah ditangani oleh mereka.
“Sudah dalam penanganan. Tertangani,” singkat dia.
Di samping itu, BMKG Stasiun Meterologi Maritim Tanjung Mas mengumumkan peringatan dini banjir pesisir atau banjir rob untuk wilayah Pantura Provinsi Jateng, berlaku sampai 26 Mei 2022.
Masyarakat pesisir pantai diimbau supaya waspada terhadap peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum, yang berpotensi menyebabkan banjir rob dan diprediksi terjadi besok pukul 14.00-18.00 WIB di wilayah pesisir Pantura Jateng.
Melalui edaran peringatan dini dari BMKG Stasiun Meterologi Maritim Tanjung Mas yang diterima Tirto, masyarakat juga diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari banjir rob, serta memperhatikan info kekinian cuaca maritim dari BMKG.
“Peringatan Dini Banjir Pesisir berlaku tanggal 26 Mei 2022 jam 14.00-18.00 WIB. Mohon menjadi perhatian bagi wilayah pesisir yang biasa terdampak banjir rob untuk dapat diantisipasi,” kata Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang, Ganis Erutjahjo kepada Tirto, Rabu (25/5/2022).
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri