Menuju konten utama

Pedagang: Operasi Pasar Tak Efektif Turunkan Harga Sayur Mayur

IKAPPI menilai operasi pasar yang dilakukan pemerintah tidak efektif untuk  menyelesaikan masalah kenaikan harga sayur mayur di pasar jelang Nataru 2023.

Pedagang: Operasi Pasar Tak Efektif Turunkan Harga Sayur Mayur
Warga antre membeli minyak goreng saat Operasi Pasar Minyak Goreng Menjelang Puasa di Cilegon, Banten, Minggu (27/3/2022). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/tom.

tirto.id - Pemerintah gencar melakukan operasi pasar untuk mengantisipasi lonjakan harga sayur mayur jelang Natal dan Tahun Baru 2023. Ketua Umum DPP IKPPI Abdullah Mansuri menilai, langkah tersebut tidak efektif untuk menyelesaikan masalah.

"Bagi saya operasi pasar yang dilakukan pemerintah tidak efektif, karena hanya menyelesaikan kendala yang berada di sekitarnya saja, tapi tidak dengan wilayah lain," kata Abdullah ketika dihubungi Tirto, Jumat (23/12/2022).

Dia menuturkan operasi pasar hanya menyelesaikan kendala di wilayah sekitar, tetapi tidak di wilayah lain. Pemerintah kata Abdullah seharusnya melakukan operasi pengendalian harga. Langkah tersebut dilakukan agar bisa menekan kenaikan harga sayur mayur.

"Jalan keluar untuk pemerintah saat ini adalah jika pemerintah mempunyai stok lebih, harusnya dilimpahkan saja ke pasar, agar kenaikan harga tidak terjadi," bebernya.

Operasi Pasar diklaim merupakan salah satu upaya pemerintah memastikan ketersediaan bahan pangan pokok bagi masyarakat dengan harga terjangkau. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan pun memerintahkan agar Bulog untuk melakukan operasi pasar.

Sebelumnya, Zulhas begitu sapaan akrabnya mengakui harga sayur mayur mengalami kenaikan. Ini disebabkan faktor musiman mengingat saat ini mendekati hari besar seperti Natal.

“Nanti keperluan akan landai lagi, jadi naik 5 persen tidak apa apa mengenai sayur bayam, sayur kol, sayur-sayuran lah. Tapi itu kita toleransi,” katanya.

Meski demikian, Zulhas memastikan inflasi terkendali. Sebab menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi turun dari angka 5,7 persen pada Oktober ke 5,4 persen pada November.

“Itu BPS, bukan kata saya. Terutama volatile food, itu 3,3 persen,” pungkas dia.

Baca juga artikel terkait OPERASI PASAR atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Intan Umbari Prihatin