tirto.id - Dua pria tengah memasang spanduk posko relawan Agus-Sylvi. Spanduk berukuran 7 meter itu terpasang di Jalan Cikajang 60, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Awalnya, kantor dua lantai itu milik Alinda Alexandra Nurluthvia alias Andra, pembalap Gokar Indonesia. Namun, sejak Pilkada, kantor ini diambil alih oleh Alex Asmasoebrata, ayah Andra, untuk difungsikan sebagai posko pemenangan nomor urut satu Agus-Sylvi. Lokasi posko itu menjadi tempat 'Deklarasi Relawan Agus-Sylvi, 16 Februari 2017, Maju Bersama Anies Sandi'.
Pertemuan ini dihadiri pelbagai relawan dari pihak Agus-Sylvi maupun Anies-Sandi, serta pengurus ranting Demokrat dari Pesanggrahan. Meski hasil resmi penghitungan suara belum rampung di KPU, pasangan Agus-Sylvi sudah pasti tersingkir dari Pilkada. Rabu malam, 15 Februari, Agus Harimurti Yudhoyono memberikan pernyataan bahwa ia menerima kekalahan secara kesatria.
Tak butuh waktu lama bagi para relawan Agus-Sylvi untuk berpikir dua kali. Meski belum ada sikap dan koordinasi dari partai pengusung, tiga komunitas relawan Agus-Sylvi, yakni Agus Fans Club (AFC) Jakarta Selatan, Pemuda Agus-Sylvi, dan Tim Relawan Agus-Sylvi (TRAS) ikut menghadiri deklarasi yang digagas oleh Komite Masyarakat Nasional Indonesia itu.
Alex Asmasoebrata, Ketua Komite, mengatakan "wajar saja" para relawan sudah menyatakan sikap untuk mendukung Anies-Sandi. "Namanya relawan, kan sah-sah saja, bukan lihat boleh atau tidak boleh, tapi semuanya relawan itu punya hak," kata Alex usai deklarasi kepada reporter Tirto.
Mantan politikus PDIP dan Demokrat ini mengklaim relawan Agus-Sylvi akan solid. Pasalnya, undangan untuk deklarasi yang disebar pada jam 2 siang, sudah bisa menyedot ratusan relawan. Mereka mengadakan deklarasi pada jam 7 malam.
Demokrat, partai utama pengusung Agus-Sylvi, belum menunjukkan dukungan kepada salah satu dari dua kandidat. Alex, yang mengklaim mewakili relawan Agus-Sylvi, "memohon kepada pasangan Agus-Sylvi" agar dapat segera menentukan sikap mendukung pasangan Anies-Sandi dalam putaran dua Pilkada, 19 April mendatang.
“Kita sih mendukung secara penuh, tapi kita minta Agus ngomong dong, kita kan relawan, pasti jelas. Dengan relawan (Agus-Sylvi) dukung, masak dia (Agus) enggak dukung,” katanya.
Saat dikonfirmasi kehadiran PAC Demokrat Pesanggrahan, sebagai sikap resmi dari parpol, jubir Demokrat Imelda Sari membantahnya.
Wastani Eko Susilo, pengurus ranting Demokrat dari Pesanggrahan, bukan sikap resmi dari parpol, demikian Imelda. "Itu pribadi dia sendiri," katanya. Imelda bahkan menyebut Komite yang baru dideklarasikan itu tidak terdaftar dari 24 relawan resmi KPUD.
“Setahu saya, dia cuma simpatisan,” ujarnya. Nama yang hadir dalam deklarasi itu pun bukan koordinator relawan yang terdaftar di KPU DKI Jakarta.
“Kalau misalnya pribadi, silakan. Tapi bukan sikap resmi dari partai pengusung Agus-Sylvi dan tim pemenangan,” ujarnya.
Menjemput Relawan Agus-Sylvi
Nissan Serena putih bernomor polisi B 2905 AB berhenti tepat di Jalan Cikajang No. 60, Kebayoran Baru. Anies Baswedan turun dari mobil tesebut, didampingi Wakil Ketum Gerindra Ferry Julianto, Bendahara Umum PKS Nasrullah, dan Nasir Zein, imam salat Aksi 212.
Mengenakan kemeja putih dan celana abu-abu gelap, Anies berfoto di bawah spanduk Posko Relawan Agus-Sylvi bersama penyelenggara deklarasi. Anies dan para relawan Agus-Sylvi itu mengabadikan momen dengan melingkarkan salam OK OCE, jelas menunjukkan dukungan pada dirinya.
Dalam deklarasi itu Anies mengucapkan terima kasih karena, dalam waktu kurang dari 24 jam, Komite sudah memutuskan untuk terus bergerak dan memastikan perubahan di Jakarta.
“Ini cepat sekali, ciri-ciri Pak Alex sebagai pembalap,” kata Anies diiringi gelak tawa di ruangan deklarasi. "Semua orang di ruangan ini tidak berbeda. Kita itu sama," kata Anies, memuji para relawan. "Yang menyamakan itu adalah sama-sama menginginkan gubernur baru di Jakarta."
“Relawan yang berkumpul di sini bukan hanya relawan nomor satu saja berpindah, tapi nomor tiga juga. Mereka menyambut untuk bekerja sama demi perubahan Jakarta,” kata Anies.
Penulis: Reja Hidayat
Editor: Fahri Salam