tirto.id - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mendesak Menko Polhukam Wiranto untuk menyebutkan dalang perusakan atribut Partai Demokrat di Pekanbaru, Riau.
Menurut kesaksian pelaku, dia disuruh oleh kader PDIP dengan iming-iming upah Rp150 ribu.
Hasto mengatakan apabila ada kader PDIP yang memerintahkan perusakan atribut Partai Demokrat tersebut, dia meminta Wiranto agar tak menutupinya.
"Saya tanya ke beliau, beliau belum bisa memberikan klarifikasi. Sehingga saya akan tanya Pak Wiranto, nggak usah sebut oknum-oknum, sebutkan aja nama. Karena kami ini partai berdisiplin. Merusak atribut itu kami kutuk karena itu merupakan bagian dari kejahatan demokrasi dan itu tidak mendidik," ucap Hasto di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, Selasa (18/12/2018).
Hasto mengaku tak ada gangguan terhadap aktivitas partainya. PDIP juga tak membentuk tim investigasi khusus terhadap kejadian itu. Dia pun menyerahkan masalah ini sepenuhnya pada kepolisian.
"Ya kami masih minta klarifikasi dulu. Jadi sebelum kami menyampaikan pendapat ke publik, ya kami bertanya. Pak Wiranto kebetulan saya kontak, tapi oleh beliau belum dijawab," ucapnya.
"[Kami serahkan] ke pihak berwajib. Ketika kantor kami ini diserang [dulu] kami tahu siapa yang aktor-aktor telektual di belakang itu, tapi kami kan tetap menempuh jalur hukum."
Menkopolhukam Wiranto mengatakan, mendapat laporan dari Kapolri Tito Karnavian, bahwa perusakan baliho Partai Demokrat dan SBY di Pekanbaru akhir pekan lalu dilakukan oleh oknum-oknum dari partai tertentu.
Wiranto mengatakan bahwa itu merupakan kader dari PDIP dan Partai Demokrat sendiri.
"Ternyata Pak Kapolri cepat sekali untuk mengusut itu, ternyata memang perbuatan oknum-oknum tertentu dari partai tertentu, baik partai PDIP maupun Partai Demokrat. Ada oknum itu dan sudah ditangkap," kata Wiranto saat konferensi pers, Senin (17/12/2018) pagi.
Wiranto mengatakan bahwa pelaku tersebut melakukan perusakan baliho tanpa arahan maupun perintah pimpinan partai masing-masing.
"Karena ada insubordinasi tak mengikuti peraturan dan perintah, mungkin mereka mengikuti untuk mendapatkan pujian atau pahala. Begitu tetapi tindakannya salah dan ini presiden sudah sangat menyesalkan kejadian ini dan saya pun sudah minta usut tuntas siapapun pelakunya tidak tindak secara hukum," kata Wiranto.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Yantina Debora