Menuju konten utama

PDIP Klaim Berhasil Menang Pilkada 2024 di 14 Provinsi

PDIP meyakini pasangan Airin Rachmi-Ade Sumardi memenangkan Pilkada Banten bila tak ada intervensi dari aparat alias 'partai cokelat'.

PDIP Klaim Berhasil Menang Pilkada 2024 di 14 Provinsi
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto (tengah) didampingi Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu Eksekutif Deddy Sitorus (kiri) dan Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Reformasi Sistem Hukum Nasional Ronny Talapessy (kanan) menyampaikan keterangan pers terkait Pilkada 2024 di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Minggu (1/12/2024). Dalam kesempatan tersebut, Hasto mengeklaim bahwa PDIP berhasil menang di 14 provinsi dan 247 kabupaten/kota dalam kontestasi Pilkada 2024. ANTARA FOTO/Fauzan/agr

tirto.id - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto, meyakini cagub-cawagub Banten yang diusungnya, Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi bakal memenangkan Pilkada Banten 2024, jika tidak ada intervensi dari aparat alias Partai Cokelat (Parcok).

Mengingat, survei elektabilitas Pilgub Banten acap kali menunjukkan Airin-Ade lebih populer daripada Cagub-Cawagub Andra Soni-Dimyati.

"Jadi, kami percaya di Banten seharusnya Bu Airin dan Ade yang harusnya menang kalau tidak ada pengerahan berbagai instrumen dari Parcok tadi. Kami yakin Bu Airin dan Ade akan menang," jelas Hastp di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Minggu (1/12/2024).

Kata Hasto, untuk mengusut keterlibatan partai cokelat, PDIP membentuk tim pengusut yang dipimpin dua kader parpol berlambang banteng moncong putih itu, yakni Yasonna Laoly dan Ronny Talapessy.

"DPP DPI perjuangan juga membentuk tim khusus di bawah kepemimpinan Pak Laoly dan Pak Ronny untuk melakukan advokasi di Banten," ucapnya.

Hasto turut mengungkapkan ada pengerahan 'partai cokelat' di Sulawesi Utara. Menurut dia, 'partai cokelat' menekan anggota DPRD, kepala desa, hingga pemuka agama agar mencoblos paslon tertentu.

Serupa, penyalahgunaan wewenang oleh aparat untuk mendukung Cagub-Cawagub Jawa Tengah nomor urut 2, Ahmad Luthfi-Taj Yasin.

"Sumatera Utara, Letjen Purnawirawan Edy dan Hasan Basri, kami meyakini akan mampu memenangkan kalau tidak ada instrumen negara dan sumber-sumber negara yang dikerahkan," ucap Hasto.

Dalam kesempatan itu, ia mengajak masyarakat untuk melawan gerakan yang hendak merusak demokrasi. Hasto mengingatkan, kerusakan demokrasi baru bisa dipulihkan usai puluhan tahun.

"Karena itu lah, rekan-rekan semua, kami terus bergerak dengan keyakinan dan skali lagi kami imbau seluruh rakyat Indonesia, sekiranya kapal Indonesia ini crash, maka mari bersama-sama tegakkan kebenaran," kata dia.

PDIP Klaim Menang di 14 Provinsi

Pada kesempatan yang sama, Hasto mengeklaim PDIP telah menenangkan Pilkada 2024 di 14 provinsi, di antaranya, DKI Jakarta dan Riau.

Menurut dia, selain di belasan provinsi itu, PDIP juga memenangkan Pilkada 2024 di 247 kota/kabupaten se-Tanah Air. Kemenangan PDIP di berbagai wilayah disebut dilakukan berdasar perhitungan formulir C1 hasil oleh tim internal.

"Kita melihat provinsi menang berhasil dimenangkan di 14 provinsi dari 38 provinsi dan kabupaten/kota menang sebanyak 247 (wilayah)," ucap Hasto.

Ia mengatakan, belasan provinsi yang hasil Pilkada 2024-nya dimenangkan PDIP adalah Aceh, Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, Papua Barat.

Kampanye Cagub-Cawagub Banten Airin-Ade

Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten nomor urut satu Airin Rachmi Diany (kiri) dan Ade Sumardi (kanan) menyapa para pendukung saat kampanye di Alun-alun Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, Banten, Sabtu (23/11/2024). ANTARA FOTO/Angga Budhiyanto/nz

Hasto meyakini kader PDIP di berbagai provinsi itu dapat memenangkan calon kepala daerah yang diusung meski mendapatkan berbagai tekanan dari sejumlah pihak.

Ia mengakui ada tekanan dari sejumlah pihak di beberapa provinsi sehingga calon kepala daerah yang diusung PDIP tak memenangkan kontestasi Pilkada 2024. Misalnya, Banten, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara.

"Bukan hanya untuk partisipasi pemilih yang dihambat, tetapi pasangan calon pun dihambat akses-akses logistiknya. Dilakukan berbagai intimidasi, diberikan bansos, janji-janji, dan berbagai manuver-manuver dari pejabat kepala daerah yang seharusnya netral," urai Hasto.

"Berbagai ketidakadilan terjadi, sampai Bapak Edy Rahmayadi [Cagub Sumatera Utara], untuk mengeluarkan rekening, dana dari rekening pribadinya, itu menghadapi suatu hambatan-hambatan yang luar biasa," lanjutnya.

Baca juga artikel terkait PILKADA 2024 atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Politik
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Bayu Septianto