Menuju konten utama

Paus Fransiskus Ajak Berunding Demi Cegah Perang Nuklir

Paus Fransiskus menyerukan jalur perundingan untuk menyelesaikan ketegangan dan potensi perang nuklir akibat manuver Korea Utara akhir-akhir ini.

Paus Fransiskus Ajak Berunding Demi Cegah Perang Nuklir
paus fransiskus.foto/antaranews

tirto.id - Banyak pihak yang menginginkan Korea Utara untuk tak memulai perang nuklir berlandaskan pada konsekuensi mengerikan yang akan mengiringinya. Presiden Filipina Rodrigo Duterte, misalnya, pada Sabtu (28/4/2017) meminta Amerika Serikat untuk menahan diri. Sementara itu di hari yang sama Paus Fransiskus juga meminta segala potensi konfik untuk bisa diselesaikan di meja perundingan.

"Ada banyak mediator di dunia yang bersedia membantu. Misalnya Norwegia," katanya saat berbicara di dalam pesawat kepausan saat dalam perjalanan pulang dari kunjungan selama dua hari ke Mesir.

Paus mengatakan bahwa ada kebutuhan untuk "negosiasi dengan tujuan mendapatkan solusi diplomatik," demikian laporan AFP yang dirilis ulang Antara. Paus menekankan teman tentang "perang dunia kecil" dan mengatakan bahwa kondisi ini "terkonsentrasi pada titik-titik yang sudah panas. Di Korea saat ini tampaknya makin panas."

Sebagaimana diketahui Korea Utara melakukan uji coba sebuah rudal balistik pada Sabtu kemarin yang tampaknya untuk menentang upaya AS memberlakukan sanksi internasional yang lebih ketat guna mengurangi ambisi senjata nuklir Pyongyang. Permintaan Duterte agar AS menahan diri tak lain karena ia tahu bahwa perang tersebut akan berdampak langsung hingga Filipina.

"Saya akan menerima telepon dari [Presiden AS] Donald Trump pada malam ini. Saya akan mengatakan kepada dia bahwa jangan sampai ada perang di kawasan ini karena kamilah yang akan menerima dampaknya," kata Duterte di Manila, Sabtu (28/4/2017) di hadapan ratusan wartawan usai menutup Konferensi Tingkat Tinggi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.

"Biarkan mereka [Korea Utara] bermain dengan rudal. Lihatlah itu seperti Anda melihat dalam festival," kata Duterte sambil menirukan gerakan petasan.

Beberapa pekan lalu, negara-negara di kawasan Asia menunjukkan kekhawatiran akibat pernyataan Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence yang mengaku bahwa era "kesabaran strategis" sudah usai dan aksi militer tengah dipertimbangkan untuk menghentikan provokasi Korea Utara. Persoalannya Duterte melihat perang ini akan berjalan dengan tak terkontrol.

"Jika ada satu bom meledak dan melukai satu orang saja, maka situasinya akan menjadi tidak terkendali," kata Duterte.

Pernyataan serupa juga disampaikan secara terpisah pada hari yang sama oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi yang meminta Korea Utara dan semua pihak yang terlibat dalam ketegangan itu untuk menahan diri.

"Situasi di Semenanjung Korea memang menjadi salah satu bahasan utama dalam KTT ASEAN pada hari ini. Presiden Joko Widodo meminta semua negara untuk membantu terciptanya perdamaian dan keamanan dengan menahan diri," kata dia.

Baca juga artikel terkait PERCOBAAN NUKLIR KOREA UTARA atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Politik
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan