Menuju konten utama

Duterte Minta AS Biarkan Korea Utara Bermain-Main Rudal

Duterte mengatakan bahwa situasi di Semenanjung Korea sudah sangat membahayakan dan meminta semua pihak untuk menahan diri.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte berbicara dalam sebuah konferensi pers saat kedatangannya dari kunjungan kenegaraan di Vietnam di Bandara Internasional di kota Davao, Filipina, Jumat (30/9). ANTARA FOTO/REUTERS/Lean Daval Jr.

tirto.id - Filipina menyatakan akan meminta Amerika Serikat (AS) untuk menahan diri dan membiarkan Korea Utara bermain dengan uji coba rudalnya. Hal ini disampaikan Presiden Filipina Rodrigo Duterte di Manila, Sabtu (28/4/2017) malam waktu setempat, usai Pyongyang menggelar uji coba rudal kendali jarak jauh pada hari yang sama.

"Saya akan menerima telepon dari [Presiden AS] Donald Trump pada malam ini. Saya akan mengatakan kepada dia bahwa jangan sampai ada perang di kawasan ini karena kamilah yang akan menerima dampaknya," kata Duterte di hadapan ratusan wartawan usai menutup Konferensi Tingkat Tinggi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.

"Biarkan mereka [Korea Utara] bermain dengan rudal. Lihatlah itu seperti Anda melihat dalam festival," kata Duterte sambil menirukan gerakan petasan.

Pada Sabtu pagi waktu setempat, atau satu hari setelah para menteri negara-negara ASEAN mengeluarkan pernyataan keprihatinan mendalam terhadap situasi di Semenanjung Korea, Pyongyang menggelar uji coba rudal kendali jarak jauh.

Duterte mengatakan bahwa situasi tersebut sudah sangat membahayakan dan meminta semua pihak untuk menahan diri.

"Saat ini ada dua negara yang tengah bermain-main, dengan cara yang tidak menghibur. Situasi ini sangat membuat dunia di ambang kehancuran," jelasnya sebagaimana dikutip dari Antara, Minggu (30/42017).

"Saya meminta Amerika Serikat, sebagai pihak yang memikul tanggung jawab lebih besar, untuk tidak terprovokasi dengan langkah terbaru pemimpin Korea Utara [Kim Jong-un] yang ingin membuat kiamat di dunia," kata Duterte menambahkan.

Beberapa pekan lalu, negara-negara di kawasan Asia menunjukkan kekhawatiran akibat pernyataan Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence yang mengaku bahwa era "kesabaran strategis" sudah usai dan aksi militer tengah dipertimbangkan untuk menghentikan provokasi Korea Utara.

"Jika ada satu bom meledak dan melukai satu orang saja, maka situasinya akan menjadi tidak terkendali," kata Duterte.

Pernyataan serupa juga disampaikan secara terpisah pada hari yang sama oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi yang meminta Korea Utara dan semua pihak yang terlibat dalam ketegangan itu untuk menahan diri.

"Situasi di Semenanjung Korea memang menjadi salah satu bahasan utama dalam KTT ASEAN pada hari ini. Presiden Joko Widodo meminta semua negara untuk membantu terciptanya perdamaian dan keamanan dengan menahan diri," kata dia.

Baca juga artikel terkait RUDAL KOREA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari