Menuju konten utama

Pascagempa 7 SR, Penyeberangan Ferry Lombok-Bali Kembali Beroperasi

Usai gempa bumi 7 SR di Lombok Minggu malam, jaringan listrik padam hampir di seluruh wilayah NTB, termasuk pelabuhan penyeberangan.

Pascagempa 7 SR, Penyeberangan Ferry Lombok-Bali Kembali Beroperasi
Ilustrasi penumpang yang akan menyeberang menggunakan kapal ferry. ANTARA FOTO/Basri Marzuki

tirto.id - Layanan penyeberangan rute Lombok-Bali menggunakan angkutan Ferry sempat mengalami penghentian sementara akibat gempa berkekuatan 7,0 SR pada Minggu (5/8/2018) pukul 19.46 Wita.

Namun, PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero) di Cabang Lembar yang menghubungkan wilayah Lombok dan Bali melalui yang melayani lintasan Lembar-Padangbai, dan Cabang Kayangan telah beroperasi kembali Senin (6/8/2018) pagi ini.

Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Imelda Alini mengatakan bahwa Senin pagi ini dilaporkan kondisi di Pelabuhan Lembar dan Kayangan sudah relatif aman dan normal.

"Jaringan listrik sudah menyala kembali, dan aktivitas pelabuhan sudah dibuka. Kapal juga sudah mulai melakukan pemuatan penumpang dan kendaraan. Demikian juga, layanan di Pelabuhan Kayangan (melayani lintasan Kayangan-Pototano), sejak pukul 05.30 Wita telah kembali beroperasi normal," ujar Imelda dalam siaran pers yang diterima Tirto pada Senin.

Pada Minggu malam (5/8/2018), kata Imelda memang sempat tidak ada layanan penyeberangan maupun aktivitas di pelabuhan Lembar maupun Kayangan setelah gempa bumi yang mengguncang Lombok.

Usai gempa bumi 7 SR tadi malam, jaringan listrik padam hampir di seluruh wilayah NTB, termasuk pelabuhan penyeberangan yang ada di Lembar maupun Kayangan. Dilaporkan, pemadaman listrik di Pelabuhan Lembar terjadi hingga Minggu pukul 22.30 Wita.

Kendati terjadi pemadaman listrik, kata Imelda tidak ada kerusakan signifikan pada fasilitas sisi pelabuhan maupun kapal baik di pelabuhan Lembar maupun Kayangan.

Sebagai informasi, di Pelabuhan Kayangan terdapat 4 unit kapal milik ASDP dari total 24 unit kapal yang beroperasi di sana. Sementara, di Pelabuhan Lembar tercatat ada 4 unit kapal milik ASDP dari total 37 unit kapal yang beroperasi di lintasan Lembar-Padangbai tersebut.

Lebih lanjut, Imelda mengatakan di lintasan Ketapang-Gilimanuk, Bali dilaporkan juga kondisi operasional penyeberangan disana tetap berjalan normal.

Saat ini, untuk menjaga keamanan dan keselamatan di lingkungan pelabuhan, pihak manajemen ASDP Cabang Lembar terus melakukan pemantauan terhadap berbagai sarana serta fasilitas di seluruh area pelabuhan.

"Kami turut prihatin atas bencana gempa bumi yang kembali melanda NTB. Dan kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi pascagempa bumi dimana layanan penyeberangan sempat dihentikan sementara," ujar Imalda.

Ia juga berharap seluruh tim dan aparat yang tergabung dalam proses pencarian dan evakuasi setelah gempa bumi Lombok dapat bekerja maksimal dan melakukan penanganan sebaik mungkin.

Gempa bumi yang mengguncang Lombok, Sumbawa, hingga Bali ini telah mengakibatkan 82 orang meninggal dunia, ratusan orang luka-luka, serta ribuan rumah mengalami kerusakan.

Pusat gempa terletak pada 8.37 lintang selatan, 116.48 bujur timur Kabupaten Lombok Utara dengan kedalaman 15 kilometer. BMKG menyatakan peringatan dini tsunami yang disebabkan oleh gempa bumi telah berakhir pukul 21.25 Wita.

BNBP menyatakan, berdasarkan laporan dari BPBD Provinsi NTB, dari 82 orang meninggal dunia, korban berasal dari Kabupaten Lombok Utara 65 orang, Lombok Barat 9 orang, Lombok Tengah 2 orang, Kota Mataram 4 orang, dan Lombok Timur 2 orang.

Baca juga artikel terkait GEMPA NTB atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Yuliana Ratnasari