tirto.id - Kedatangan Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, disambut meriah masyarakat di depan lokasi. Tidak hanya orang tua, tetapi kalangan pelajar terlihat membawa bendera dan bersorak-sorai saat rentetan rombongan Paus Fransiskus mendekati Masjid Istiqlal.
Nampak anak-anak berbagai umur dengan jenjang sekolah PAUD hingga SMA berdiri di sepanjang jalan menuju pintu masuk Masjid Istiqlal. Mereka adalah anak-anak sekolah Madrasah Istiqlal Jakarta.
Perwakilan guru dari Madrasah Istiqlal Jakarta menyebut bahwa sambutan ini menjadi salah satu media pembelajaran toleransi beragama. Anak-anak telah diberikan gambaran sosok Paus Fransiskus, sehingga mereka bersorak ramai menyambutnya
“Kegiatan ini bagian toleransi bagi kami kepada berbagai agama dan kepala negara,” ungkap perwakilan salah satu guru perempuan yang tidak mau disebutkan namanya di depan Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Kamis (5/9/2024).
Tidak hanya momentum ini saja, ujar dia, anak-anak sudah diajarkan toleransi beragama dengan kedatangan sekolah non-Islam ke madrasah kerap dilakukan. Sekolah-sekolah non-Islam itu melakukan observasi untuk melihat pembelajaran di Madrasah Istiqlal Jakarta.
Pagi ini, ungkap dia, sekitar 600 anak menyambut dengan sangat antusias. Anak mulai dari usia dua tahun hingga belasan tahun bersemangat ketika Paus Fransiskus melambaikan tangannya sambil tersenyum dari dalam mobil.
Sambutan pun dilakukan oleh umat Katolik yang sengaja datang ke depan Masjid Istiqlal. Salah satunya, Ella, perempuan asal Manado yang sudah mengikuti setiap kunjungan Paus Fransiskus dari kemarin (4/9/2024).
“Saya merasa benar-benar Bhineka Tunggal Ika melihat anak-anak sekolah Islam tadi menyambut. Karena ini menandakan bukan hanya kebahagiaan bagi kami umat Katolik,” ucap Ella.
Ella mengaku, dirinya juga akan ke misa di Gelora Bung Karno (GBK) nanti sore bersama keluarga dan temannya. Baginya, sosok Paus Fransiskus sangat patut diteladani dengan kesederhanaan yang terpampang, terutama saat kunjungan ke Indonesia.
“Misi Bapak Paus itu menjadi teladan khususnya bagi saya bahwa hidup harus penuh kesederhanaan, mengedepankan persahabatan, tidak ada pertikaian, toleransi beragama, pokoknya yang cinta kedamaian,” tutur Ella.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Abdul Aziz