tirto.id - Menteri Keuangan Pakistan Asad Umar mengumumkan bahwa Arab Saudi bakal berinvestasi di Pakistan dan disebut sebagai "investasi asing terbesar" dalam sejarah Pakistan.
"Kami harus mendapatkan persetujuan kabinet pekan depan, setelah itu kami akan mengumumkannya," katanya, di Islamabad seperti dikutip dari Dawn, Kamis (13/12/2018).
Asad menambahkan bahwa dia terus menerima pesan dari Pangeran Mahkota Saudi Mohammad Bin Salman "melalui orang lain untuk bergegas" soal rencana investasi tersebut.
Pakistan dan Arab Saudi telah melakukan pembicaraan baru-baru ini mengenai paket investasi untuk Islamabad. Tercatat, PM Pakistan Imran Khan sudah dua kali mengunjungi Arab Saudi untuk membahas soal investasi ini.
Salah satunya saat Imran Khan menghadiri acara Future Investment Initiative Conference (FIIC) di Riyadh pada Oktober lalu. Dia mengundang investor asing untuk memasukkan uang mereka ke proyek-proyek di Pakistan.
"Pakistan memiliki 100 juta orang di bawah usia 35 tahun. Ada tekanan besar pada pemerintah untuk mencari pekerjaan bagi populasi ini," kata Imran Khan di hadapan investor.
"Kami mencoba menciptakan lingkungan yang memungkinkan untuk investasi. Rencananya tidak hanya untuk menarik investor asing dan luar negeri, tetapi juga investor kami sendiri."
Perdana menteri mengatakan bahwa cadangan mineral sebagian besar belum dimanfaatkan di Pakistan. Hal itu disebabkan karena masalah terorisme dan korupsi, tetapi mengklaim bahwa kini kondisi Pakistan telah berubah.
"Kami hampir tidak memiliki investasi dalam sumber daya mineral dan salah satu alasan dalam 15 tahun terakhir, seperti yang saya katakan, adalah 'Perang Melawan Teror'. Investor tidak akan kembali ke Pakistan. Kami juga memiliki pemerintahan yang sangat buruk dan Korupsi.
"Sekarang, berkat pasukan keamanan dan badan intelijen kami, Pakistan telah mampu mengendalikan terorisme."
Pada bulan Desember, Exxon akan kembali ke Pakistan menurut Imran.
Editor: Yantina Debora