tirto.id - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meresmikan peletakan batu pertama pembangunan pabrik baterai lithium di Morowali, Sulawesi Tengah pada Jumat (11/1/2019).
Pabrik milik PT QMB New Energy Materials yang berlokasi di Morowali Industrial Park (IMIP) itu menempati lahan seluas 120 hektare dan ditargetkan beroperasi pada 16 bulan ke depan.
Saat peresmian pembangunan pabrik itu, Airlangga menyatakan keberadaan produsen baterai ini penting untuk mempercepat pengembangan industri kendaraan bertenaga listrik di Indonesia.
“Salah satu kunci sukses pengembangan kendaraan listrik adalah teknologi baterai dan powertrain elektrik motornya,” kata Airlangga dalam siaran resmi Kementerian Perindustrian.
Menurut Airlangga, pemerintah menargetkan 20 persen dari produksi kendaraan di Indonesia pada 2025 sudah bertenaga listrik. “Artinya, ketika produksi mencapai 2 juta unit per tahun, sebanyak 400 ribu itu kendaraan listrik,” kata dia.
Pada 2030, Indonesia ditargetkan menjadi basis produksi kendaraan jenis Internal Combustion Engine (ICE) maupun kendaraan bertenaga listrik untuk pasar domestik dan ekspor.
Airlangga menyatakan target itu bisa terealisasi apabila didukung industri bahan baku dan komponen utama untuk kendaraan listrik.
“Maka, kami akan kawal dan akselerasi pembangunan industri ini bisa selesai atau beroperasi pada 16 bulan ke depan,” kata dia .
Airlangga menambahkan, selain untuk memenuhi kebutuhan domestik produksi PT. QMB New Energy Materials juga akan menyasar pasar ekspor.
PT QMB New Energy Materials dibentuk atas kerja sama lima perusahaan asal Indonesia, Jepang dan Cina. Lima perusahaan itu: GEM Co. Ltd., Brunp Recycling Technology Co. Ltd., Tsingshan, PT IMIP dan Hanwa.
Total investasi untuk pembangunan pabrik baterai lithium tersebut mencapai 700 juta dolar AS. Pabrik ini akan menyerap 2000 tenaga kerja dan ditargetkan menghasilkan devisa 800 juta dolar AS per tahun.
PT. QMB New Energy Materials memiliki kapasitas konstruksi nikel sebesar 50.000 ton dan kobalt 4000 ton, yang akan memproduksi di antaranya 50.000 ton produk intermedit nikel hidroksida, 150.000 ton baterai kristal nikel sulfat, 20.000 ton baterai kristal sulfat kobalt, dan 30.000 ton baterai kristal sulfat mangan.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Addi M Idhom