tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengklaim Indonesia akan memimpin produksi baterai lithium dunia. Sebab Indonesia memiliki cadangan bahan baku nikel dalam jumlah besar.
"Kita leading dalam [produksi] baterai lithium dunia," ucap Luhut di Gedung Nusantara III, DPR RI pada Kamis (29/11/2018).
Luhut melihat peluang itu berkorelasi dengan cadangan nikel Indonesia yang ia klaim salah satu terbesar di dunia.
Menurut World Nickel Laterite Ore Resources, Indonesia dan Filipina memiliki cadangan nikel kedua terbesar yaitu 16 persen setelah New Caledonia yang memiliki 24 persen.
Luhut dalam presentasinya menuturkan perkembangan teknologi baterai litium kini menggunakan standar komposisi bahan baku NCM 811 (Nikel 80 persen, Kobalt 10 persen, dan Mangan 10 persen). Sebuah riset juga dilakukan untuk mengurangi kandungan kobalt menjadi 4 persen karena keterbatasan suplai di dunia.
"Dunia sekarang lari ke lithium baterai karena itu paling murah dan paling bagus. Indonesia punya cadangan nikel paling besar di dunia," ucap Luhut.
Menurut Luhut, cadangan nikel Indonesia yang besar menjadi potensi bagi produksi baterai lithium karena 60-80 persen bahan baku baterai lithium berasal dari nikel. Belum lagi 20-40 persen dari total biaya produksi sebuah kendaraan bermotor listrik akan dihabiskan pada pembuatan baterai.
Sebelumnya, Luhut menuturkan bahwa Indonesia akan membangun pabrik baterai lithium di Morowali.
Pembangunan itu juga melibatkan investor asing seperti Cina dan Jepang yang direncanakan akan groundbreaking pada Januari 2019.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri