tirto.id - Beberapa orang memiliki polidaktili (polydactyly) atau dilahirkan dengan kelebihan jari di tangan atau kaki mereka. Sebuah penelitian menyebutkan, orang dengan 6 jari mempunyai gerakan yang lebih tangkas dibandingkan dengan mereka yang “hanya” punya 5 jari. Demikian dengan syaraf otak mereka yang dinilai lebih cerdas karena mampu mengendalikan jari tambahan.
Beberapa dokter menyebut ini sebagai malformasi. Namun, apakah polidaktili benar-benar tidak membawa manfaat bagi seseorang? Diperkirakan, satu dari setiap 700-1.000 bayi dilahirkan dengan polidaktili, yang berarti mereka memiliki jari ekstra di tangan, kaki, atau keduanya.
Polidaktili sangat tidak biasa sehingga beberapa orang mungkin menganggapnya sebagai malformasi, bahkan anomali. Banyak dokter mungkin mengangkat jari tangan atau kaki ekstra saat lahir dengan operasi karena menganggap jari tambahan itu tidak berguna. Mereka mungkin juga memiliki kekhawatiran tentang citra diri individu di kemudian hari.
Namun, sebuah penelitian membuktikan bahwa polidaktili dapat memberikan manfaat praktis bagi seseorang. Penelitian dari University of Freiburg di Jerman yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications ini menunjukkan, orang dengan polidaktili memiliki lebih banyak ketangkasan gerakan.
"Kami ingin tahu apakah subjek memiliki keterampilan motorik yang melampaui orang-orang dengan lima jari dan bagaimana otak mereka dapat mengendalikan jari tambahan itu," kata Carsten Mehring, salah seorang peneliti.
Keistimewaan Polidaktili
Para periset meneliti dua sukarelawan yang memiliki 6 jari di masing-masing tangan, yakni seorang wanita berusia 52 tahun dan putranya yang berusia 17 tahun. Kedua orang ini diminta untuk terlibat dalam berbagai tugas sambil merekam aktivitas otak mereka melalui MRI fungsional.
Hasilnya terungkap bahwa jari tambahan mereka bekerja secara independen dari jari-jari lainnya dan digerakkan oleh otot mereka sendiri.
"Subjek kami dapat menggunakan jari ekstra secara mandiri, mirip dengan jempol tambahan, baik sendiri atau bersama dengan 5 jari lainnya, yang membuat manipulasi luar biasa fleksibel dan terampil,” papar Mehring.
“Misalnya, dalam percobaan kami, subjek dapat melakukan tugas dengan satu tangan, yang biasanya kita membutuhkan dua tangan," imbuhnya dikutip dari Medical News Today.
Selain itu, diperoleh hasil bahwa meskipun individu dengan polidaktili harus mengendalikan jari ekstra, ini tampaknya tidak menempatkan tekanan tambahan pada otak mereka. Selain itu, otak kedua sukarelawan telah mengatur sumber daya spesifik untuk mengendalikan jari ke-6.
Andrea Serino dan Michael Akselrod, dua peneliti yang bertanggung jawab terhadap analisis MRI fungsional, mengatakan bahwa mereka menemukan sumber daya saraf khusus yang mengendalikan jari ke-6 dan diatur secara tepat untuk memungkinkan keterampilan motorik tambahan.
Temuan ini tidak hanya menawarkan pemahaman polidaktili yang lebih baik, tetapi juga memungkinkan para ilmuwan untuk melihat bagaimana otak manusia beradaptasi dalam mengendalikan bagian-bagian tubuh yang terkadang bukan bagian dari “susunan aslinya”.
Editor: Iswara N Raditya