tirto.id - Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom berujar pihaknya siap bernegosiasi damai soal Philip Mehrtens.
Philip ialah pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru yang disandera sejak 7 Februari 2023. "Ya, sandera itu harus selesai melalui negosiasi damai, karena itu mekanismenya," ucap Sebby kepada Tirto, Kamis, 6 April 2023.
Sebby tidak menjawab secara gamblang soal cara negosiasi damai dengan pemerintah Indonesia, termasuk melalui pertemuan khusus antara berbagai pihak. "Ya, di bawah mediasi badan organisasi PBB. (Bagi) Selandia Baru juga akan terjadi hal yang sama."
Lantas jika kedua pemerintah tidak mau bernegosiasi secara damai, maka Philip tidak dilepaskan. "Biarkan pilot tinggal dengan TPNPB, sederhana saja," kata Sebby. Ia pun mengaku telah bersurat kepada PBB, pemerintah Indonesia dan pemerintah Selandia Baru soal negosiasi ini.
Alasan penyanderaan bersifat politis karena TPNPB merasa Selandia Baru adalah salah satu negara yang bertanggung jawab atas banyak kematian orang Papua yang disebabkan oleh aparat keamanan Indonesia.
Philip adalah pilot Susi Air jenis Pilatus Porter PC 6/PK-BVY yang hilang kontak di Bandara Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua, pukul 06.17 WIT. Ketika mendarat, pesawat itu dibakar oleh kelompok Egianus Kogoya.
Dalam keterangan terpisah, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Adriana Elisabeth merespons perihal rencana tersebut.
"Negosiasi sandera tidak identik dengan negosiasi politik. Sayangnya tidak ada yang paham atau berpengalaman (di semua pihak), jadi kesannya trial and error. Ini membahayakan nasib pilot. Jadi, bersiaplah untuk skenario terburuk," kata Adriana kepada Tirto, Kamis.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Fahreza Rizky