Menuju konten utama

Profil Egianus Kogoya dan Rekam Jejaknya Terkait Papua

Profil Egianus Kogoya Pimpinan Kodap III TPNPB-OPM dan rekam jejaknya terkait persoalan di Papua.

Profil Egianus Kogoya dan Rekam Jejaknya Terkait Papua
Pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, Philips Max Marthin bersama Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka, Egianus Kogoya. FOTO/TPNPB-OPM

tirto.id - Egianus Kogoya merupakan salah satu sosok penting dalam persoalan Papua. Ia adalah komandan lapangan Kodap III Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang merupakan sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM). Simak profil Egianus Kogoya terkait Papua.

Nama Egianus Kogoya kembali ramai seiring dengan penyanderaan dan pembebasan pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens. Mehrtens dibebaskan pada 21 September 2024 setelah disandera kurang lebih selama 19 bulan.

Egianus Kogoya mengungkapkan bahwa penyanderaan Mehrtens dilakukan untuk membuka mata dunia ihwal keinginan kemerdekaan Papua Barat. Sementara itu, pembebasan Mehrtens dilakukan atas dasar kemanusiaan.

Mehrtens dipulangkan dengan dijemput oleh Tim Gabungan TNI-Polri, Satgas Damai Cartenz 2024, di Kampung Yuguru, Distrik Maibarok, Nduga, Papua Pegunungan. Usai pembebasannya, Mehrtens langsung diterbangkan ke Mako Brimob Batalyon B/Timika.

Dikutip dari wawancara dengan BBC News edisi 4 Oktober 2024, Egianus Kogoya mengaku bahwa aksi penyanderaan TPNPB-OPM tidak akan berhenti usai pembebasan Mehrtens. Ia mengatakan akan terus menargetkan orang-orang non-Papua dalam rangka melancarkan gerakan separatis kelompoknya.

"Di mana saja kami melihat (warga) negara asing, saya akan tangkap, tidak akan dilepas. Semua masyarakat non-Papua masuk, bikin kios, atau ojek-ojek, atau menjual apa saja, atau melakukan apa saja di Papua," kata Egianus Kogoya dalam wawancara tersebut.

Profil Egianus Kogoya & Sepak Terjangnya

Egianus Kogoya adalah Pimpinan Kodap III TPNPB-OPM, atau yang sempat disebut sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) oleh pihak Indonesia atau TNI. Dikutip dari tulisan Yamin Kogoya dalam Philosophy Documentation Center (2023), disebutkan bahwa Egianus Kogoya lahir dan tumbuh di medan perang.

Kristin Samah pernah menyebut nama Egianus saat menceritakan tragedi kekerasan dan pelecehan seksual di Nduga, dalam buku Duka dari Nduga (2019). Menurut Samah, Egianus Kogoya pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Mugi, Kabupaten Nduga, Papua (sekarang termasuk wilayah Provinsi Papua Pegunungan).

Belum diketahui berapa usia pasti Egianus Kogoya, namun ia diduga masih berusia 30-40 tahun. Menurut buku digital Papua dan Gerakan Separatis yang Belum Pudar (2020) terbitan Tempo Publishing, Egianus Kogoya adalah anak pertama Daniel Yudas Kogoya.

Daniel Kogoya adalah tokoh pro-kemerdekaan Papua yang dulunya bergerak dengan tokoh OPM terkenal lainnya, termasuk Kelly Kwalik. Ayah Egianus disebut-sebut terlibat dalam kasus penculikan tim ekspedisi Lorentz pada 1995.

Setelah Daniel meninggal, Egianus diangkat menjadi pemimpin dua tahun kemudian. Di awal kepemimpinannya, Egianus dan kelompoknya dikabarkan bergerak di wilayah Mugi, dekat Bandar Udara Mugi. Konon, wilayah tersebut menjadi lokasi pemakaman Daniel.

Seiring berjalannya waktu, kelompok TPNPB-OPM memperluas area operasinya. Mereka tidak hanya bergerak di Kabupaten Nduga. Hari Purwanto dalam Gejolak Papua dalam Perspektif Intelijen (2021) menuliskan, kelompok pimpinan Egianus juga bergerak di wilayah Jayapura dan berkaitan dengan OPM Biak serta Goliath Tabuni. Goliath Tabuni adalah panglima tinggi TPNPB yang bermarkas di Tingginambut, Puncak Jaya, Papua Pegunungan, dan pernah berjuang bersama Kelly Kwalik.

Kelompok pimpinan Egianus diduga terlibat dengan berbagai aksi kekerasan senjata di wilayah operasinya. Korban-korban dari aksi kekerasan kelompok Egianus berasal dari berbagai kalangan, termasuk prajurit TNI, warga sipil, dan terakhir pilot warga negara Selandia Baru.

Saat ini Polda Papua menetapkan Egianus dalam daftar orang yang dicari. Kepala Polda Papua, Inspektur Jenderal Polisi Paulus Waterpauw, menyebut ada dua opsi yang akan diterapkan jajarannya terhadap Egianus adalah ditangkap hidup-hidup atau mati.

Rekam Jejak Egianus Kogoya

Kelompok TPNPB-OPM yang dipimpin oleh Egianus Kogoya sering terlibat aksi kekerasan bersenjata. Melansir Antara, setidaknya ada 65 kali peristiwa kekerasan bersenjata yang melibatkan Egianus dan kelompoknya di Papua.

Menurut pihak Satgas Damai Cartenz, aksi kekerasan itu menyebabkan setidaknya 74 orang meninggal dan luka-luka. "74 Orang yang meninggal dan luka-luka itu terdiri dari aparat keamanan dan warga sipil," kata Kasatgas Humas Damai Cartenz Kombes Donny Charles Go, seperti yang dikutip dari Antara, Kamis (10/10/2024).

Berdasarkan data terakhir dari Antara, berikut rekam jejak kekerasan Egianus Kogoya sejak dirinya memimpin Kodap III TPNPB-OPM pada 2018:

22 Juni 2018

  • Peristiwa: Penembakan pesawat Twin Otter PK-HVU milik Dimonim Air rute Timika-Kenyam di lapangan terbang Kenyam.
  • Korban luka: Kopilot Irene Nur Fadila terkena luka tembak.

25 Juni 2018

  • Peristiwa: Penembakan pesawat Twin Otter milik Trigana yang mengangkut logistik pemilu dan aparat keamanan.
  • Korban luka: Kapten Ahmad Kamil terkena luka tembak di punggung dan warga sipil Hendrik (6) terluka parah di wajah akibat dibacok dengan parang.
  • Korban tewas: Hendrik Sattu Kolab (38), istrinya Martha Palin (28), dan Zainal Abidin (20).

17 Oktober 2018

  • Peristiwa: Penyanderaan 15 guru dan tenaga kesehatan di Distrik Mapenduma.
  • Korban: Salah satu sandera diperkosa.

1-2 Desember 2018

  • Peristiwa: Penyerangan terhadap karyawan PT Istaka Karya.
  • Korban: 19 orang tewas, 2 hilang, dan 4 orang selamat.

3 Desember 2018

  • Peristiwa: Penyerangan terhadap Pos TNI 755/Yalet.
  • Korban: Serda Handoko tewas dan satu prajurit terluka.

4 Desember 2018

  • Peristiwa: Kontak tembak di Puncak Kabo.
  • Korban luka: Satu prajurit terkena luka tembak.

5 Desember 2018

  • Peristiwa: Kontak tembak.
  • Korban luka: Bharatu Wahyu terkena luka tembak.

7 Maret 2019

  • Peristiwa: Penyerangan di Distrik Mugi.
  • Korban tewas: Serda Mirwariyadin, Serda Yusdin, dan Serda Siswanto Bayu.

20 Maret 2019

  • Peristiwa: Penembakan terhadap anggota Brimob.
  • Korban: Tiga anggota Brimob ditembak, satu di antaranya gugur, yakni Bharada Aldi.

23 September 2019

  • Peristiwa: Egianus Kogoya memimpin penyerangan terhadap rombongan TNI di Danau Habema.
  • Korban tewas: Dua prajurit TNI.

26 Maret 2022

  • Peristiwa: Kontak senjata dengan personel Marinir di Distrik Kenyam.
  • Korban: Dua personel Marinir gugur, satu kritis, tujuh luka-luka.

7 Juni 2022

  • Peristiwa: Penembakan pesawat Sam Air saat mendarat di Bandara Kenyam.
  • Kerusakan: Tangki dan ban depan pesawat mengalami kerusakan.

16 Juli 2022

  • Peristiwa: Pembantaian oleh kelompok Egianus Kogoya di Kampung Nogolait, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga.
  • Korban tewas: 10 orang, termasuk seorang pendeta.

7 Februari 2023

  • Peristiwa: Pembakaran pesawat milik Susi Air di Paro dan penyanderaan pilot asal Selandia Baru.

Baca juga artikel terkait PROFIL atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Aktual dan Tren
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Iswara N Raditya