tirto.id - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) OPM atau kelompok bersenjata di Papua Barat membakar bendera merah putih di Ndugama, Selasa (1/6/2021). Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk penolakan kehadiran Indonesia di Papua.
"Pembakaran bendera Merah Putih sebagai tanda menolak kehadiran Indonesia di atas tanah leluhur kami, karena kehadiran Indonesia adalah ilegal dan melanggar hak politik bangsa Papua untuk merdeka penuh dan berdaulat," kata Juru Bicara TPNPB OPM Sebby Sembom dalam keterangan tertulis, Kamis (3/6/2021).
Pembakaran berawal ketika pasukan TNI menancapkan bendera merah putih di daerah Alguru, Kabupaten Nduga, Papua. Penancapan tersebut, sebut TNPB OPM, menyatakan bahwa Markas Alguru sudah masuk wilayah Indonesia. Bendera tersebut dipasang sekitar Kuburan Pahlawan Nasional TPNPB-OPM Jenderal Daniel Yudas Kogeya.
Namun bendera merah putih tersebut diturunkan dan dibakar oleh Pasukan TPNPB-OPM Kodap III Ndugama Darakma Pimpinan Komadan Batalion Alguru Armi Tabuni. Armi menyebut kalau mereka sudah membenci bendera merah putih dan hanya menginginkan bendera bintang kejora berkibar di Papua.
Sebby pun mengatakan, Panglima Kodap III Ndugama Darakma Brigadir Jenderal Egianus Kogeya siap bertanggung jawab atas pembakaran merah puti di Markas Alguru, ibu kota Kabupaten Nduga Keneyam. Egianus mengaku pembakaran bendera adalah perintahnya selaku Panglima Komando daerah pertahanan Kodap III Ndugama Darakma.
Sementara itu, Kapen Kogabwilhan III Kolonel I Gusti Nyoman Suriastawa mengatakan, aksi OPM sebagai bentuk kegagalan mereka membangun narasi perang. Ia menyebut OPM tengah mencari perhatian lewat menyebar hoaks.
"Itulah teroris OPM, karena tidak ada tanggapan sebar hoaks ngajak perang, malah sekarang sebar hoax bakar bendera merah putih, intinya biar dapat perhatian internasional," kata Suriastawa saat dikonfirmasi reporter Tirto, Kamis (3/6/2021).
Suriastawa mengingatkan, OPM adalah kelompok teroris yang tidak memiliki nurani, berusaha mengancam dan menakuti rakyat, membakar rumah rakyat, memperkosa anak gadis, membantai masyarakat dan merusak objek vital. Kelompok teroris adalah yang menjadi musuh dunia.
Suriastawa mengatakan, aksi perusakan yang terjadi hingga merampas anggaran dana desa mencegah Papua menjadi maju dan modern. Aksi mereka dinilai mencegah perkembangan Papua seperti provinsi lain.
"Akhir-akhir ini paling senang menyebarkan berita hoax, tetapi masyakat Papua sudah paham betul terhadap sepak terjang teroris OPM sehingga tidak mudah terhasut dengan bujuk rayu teroris OPM bahkan ada beberapa kepala suku terang-terangan menentang dan mengusir teroris OPM dari daerahnya," kata Suriastawa.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz