Menuju konten utama

Ongkos Haji Naik, Bagaimana Pelayanannya?

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, pemerintah menaikkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun 2017 diiringi dengan komitmen memperbaiki kualitas pelayanan dan proses ibadah haji.

Ongkos Haji Naik, Bagaimana Pelayanannya?
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A.

tirto.id - Pemerintah telah menetapkan ongkos naik haji tahun 2017 atau 1438 Hijriyah rata-rata sebesar Rp34.890.312. Jumlah ini naik sebesar Rp249 ribu dibandingkan ongkos perjalanan haji tahun lalu sebesar Rp34.641.312.

Hal tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 2017. Penyebutan rata-rata biaya perjalanan haji disebabkan perbedaan wilayah 12 embarkasi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang memiliki letak geografis yang berbeda-beda.

Perbedaan biaya ditentukan oleh letak geografis daerah asal embarkasi dengan jarak ke Arab Saudi. Sebagai contoh, ongkos haji di Provinsi Aceh adalah yang paling rendah dengan besaran Rp31.040.900, sementara yang paling tinggi berada di Makassar dengan biaya Rp38.972.250.

Penetapan biaya perjalanan ibadah haji disepakati oleh pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) dan Komisi VIII DPR RI pada 24 Maret lalu, kemudian disahkan dengan Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 2017 pada 3 April dan diumumkan kepada publik pada 7 April kemarin.

Penetapan ini lebih cepat satu bulan dibanding tahun lalu yang mengisyaratkan Pemerintah Indonesia selaku pengelola perjalanan ibadah haji mempersiapkan penyelenggaraan dengan percepatan.

Bagaimana dengan Pelayanannya?

Seperti dikutip Antara, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, pemerintah menaikkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun 2017 diiringi dengan komitmen memperbaiki kualitas pelayanan dan proses ibadah haji.

Peningkatan kualitas paling terasa ialah pada pelayanan saat jemaah haji Indonesia melaksanakan wukuf di Padang Arafah sebagai salah satu rukun haji.

Menurut Lukman, kepada media di Jakarta, Jumat (7/4/2017), tenda jemaah haji Indonesia yang selama puluhan tahun hanya dilapisi oleh terpal dan ditopang besi berkarat akan diganti dengan kualitas berbahan premium.

Jemaah haji Indonesia selama berpuluh-puluh tahun wukuf di Padang Arafah di bawah naungan tenda terpal yang ditopang besi berkarat, atau sebagian lainnya bahkan hanya berupa bambu dan kayu. Sedangkan alasnya bukan permadani melainkan hanya ambal biasa.

Pemerintah Indonesia yang sudah berkomitmen memperbaiki kualitas tersebut sejak tahun lalu akhirnya merealisasikan peningkatan kualitas pada tahun ini.

Tenda jemaah haji Indonesia kini berbahan PVC yang tidak akan roboh oleh terpaan angin dan bisa menyerap terik matahari. Tenda ditopang dengan besi baja ringan agar lebih kokoh. Tidak hanya itu, Menag menyebut tendanya pun dibuat lebih luas untuk mengakomodasi satu rombongan tidak terpisah.

Antisipasi sesak dan pengap karena luasnya tenda yang berimplikasi pada berjejalnya jemaah di dalamnya juga diatasi dengan penyediaan sejumlah pendingin ruangan dan kipas angin. Peningkatan juga dilakukan pada penyediaan jatah makan selama 12 hari di Mekkah menjadi 25 kali, sebelumnya diberikan sebanyak 24 kali.

Mulai tahun ini juga penyelenggara haji akan memberikan sarapan di mana fasilitas tersebut belum pernah ada pada tahun-tahun sebelumnya.

Dari sisi transportasi juga akan disediakan bus yang melayani perjalanan jemaah haji dari Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz Madinah ke hotel tempat menginap selama di Madinah dan sebaliknya.

Baca juga artikel terkait HAJI atau tulisan lainnya dari Abdul Aziz

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Abdul Aziz
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz