tirto.id - Pemerintah Jepang dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) resmi menunda jadwal Olimpiade 2020 di Tokyo akibat dampak pandemi Corona atau COVID-19. Namun, ada kecemasan akibat penundaan ini, yakni beban ekstra terkait pembiayaan yang dipastikan bakal membengkak.
Presiden Komite Penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020, Yoshiro Mori, mempertanyakan siapa yang harus bertanggungjawab untuk menanggung pembengkakan biaya penyelenggaraan Olimpiade nanti.
"Beban ekstra bakal meningkat akibat penundaan ini adalah hal yang sudah pasti," sebut Mori dalam surat yang ditujukan kepada 33 federasi olahraga internasional yang akan mengikuti Olimpiade, dikutip dari Antara dari Reuters, Minggu (29/3/2020).
"Memutuskan siapa akan menanggung beban ini dan bagaimana itu diselesaikan akan menjadi sebuah tantangan yang besar,” lanjutnya.
Anggaran sebesar 12 miliar dolar AS disebut-sebut sudah dikeluarkan Jepang untuk mempersiapkan Olimpiade 2020 yang akhirnya harus diundur pelaksanaannya.
Penundaan Olimpiade 2020 dicapai setelah terjadi kesepakatan antara Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dengan Presiden IOC Thomas Bach. Disepakati bahwa keselamatan dan kesehatan semua pihak adalah hal yang paling utama.
"Kami menanyakan pada Bach untuk mempertimbangkan penundaan selama satu tahun agar nantinya semua atlet bisa bermain dalam kondisi terbaik dan memastikan agenda ini berlangsung aman bagi penonton," ujar Abe dilansir Reuters.
"Presiden Bach mengatakan bahwa ia setuju 100 persen," imbuh sang perdana menteri.
IOC dalam laporan resminya tertanggal 24 Maret 2020 juga menyatakan hal serupa. Ditambahkan, meskipun pesta olahraga terbesar sedunia ini diundur hingga 2012 mendatang, nama yang dipakai tetap Olimpiade 2020, demikian pula dengan Paralimpiade 2020.
"Dalam situasi sekarang dan berdasarkan informasi WHO, Presiden IOC dan Perdana Menteri Jepang memutuskan bahwa agenda di Tokyo harus dijadwalkan ulang di luar tahun 2020 namun tidak melebihi musim panas 2021," tulis IOC.
"Keputusan (penundaan) ini untuk memastikan kesehatan para atlet dan semua orang yang terlibat di Olimpiade serta komunitas internasional," lanjut keterangan tersebut.
"Sudah disepakati bahwa api Olimpiade akan tetap berada di Jepang. Juga sudah disetujui bahwa agenda ini akan tetap memakai nama Olimpiade dan Paralimpiade 2020 meski dilaksanakan pada tahun 2021,” tutup IOC.
Editor: Fitra Firdaus