tirto.id - Lompat jauh adalah salah satu cabang olahraga atletik dari nomor lompat. Secara sederhana dalam perlombaan lompat jauh berlaku prinsip melakukan tolakan sekuat-kuatnya untuk melompat sejauh-jauhnya.
Menurut buku Pandai Mengajar dan Melatih Atletik (2018) karya Pungki Indarto dkk, lompat jauh merupakan salah satu cabang olahraga utama yang sudah dipertandingkan sejak era Olimpiade Kuno.
Olahraga lompat jauh terus mengalami perkembangan hingga masa modern sekarang. Dan berikut garis besar aturan perlombaan, cara pengukuran, serta lapangan standar yang digunakan untuk cabor atletik lompat jauh.
Aturan Perlombaan Lompat Jauh
Berdasar Modul PJOK Kelas XII karya Syahriad, terdapat sejumlah peraturan dasar lompat jauh yang berkaitan dengan peserta lomba.
Jika peserta lomba berjumlah lebih dari 8 orang, maka tiap kontestan bisa diberi kesempatan melompat sebanyak 3 kali secara bergiliran.
Hasilnya, 8 peserta teratas akan kembali melakukan 3 kali lompatan pada putaran final untuk menentukan pemenang.
Akan tetapi, jika peserta lomba kurang dari 8 orang, maka para kontestan diberikan kesempatan melompat sebanyak 6 kali secara bergiliran, serta bisa langsung ditentukan pemenangnya.
Pengukuran lompatan dilakukan selepas peserta melakukan lompatan. Pengukuran dari titik bebas paling dekat dengan bak pasir pendaratan.
Tiap peserta diberikan waktu melompat sebanyak 1,5 menit atau 1 menit 30 detik per lompatan. Hasil lompatan terjauh yang akan dicatat sebagai acuan untuk menentukan pemenang.
Cara Pengukuran Lompat Jauh
Pengukuran lompat jauh dilakukan dari sisi bekas pendaratan yang terdekat dengan balok tumpuan. Pengukuran dilakukan dengan menarik garis lurus ke sisi balok tumpuan.
Juri pengukur berjumlah 2 orang merupakan satu-satunya pihak yang berhak mengukur hasil lompatan tiap peserta. Lompatan yang diukur adalah yang sudah dinyatakan sah.
Juri akan mengukur dari ujung balok tumpu yang paling dekat dengan bak pasir, sampai tanda awal pendaratan.
Apabila selepas melakukan pendaratan lompatan peserta berjalan mundur, maka otomatis pengukuran dilakukan pada jarak mundur. Oleh karena itulah atlet lompat jauh harus berjalan maju usai melompat.
Alat yang digunakan untuk mengukur jarak lompatan harus selalu sama untuk semua peserta. Dengan demikian hanya ada 1 buah alat ukur yang digunakan dalam perlombaan.
Pengukuran dilakukan dengan teliti dan sedetail mungkin, karena selisih jarak sedikit saja bisa berpeluang mempengaruhi hasil lomba.
Pencatatan jarak hasil lompatan selalu dilakukan oleh juri atau pencatat hasil perlombaan.
Ukuran Lapangan Perlombaan Lompat Jauh
Secara sederhana lapangan lompat jauh dibagi menjadi 3 bagian utama, yakni: lintasan awal, papan tolakan, dan tempat atau bak pendaratan.
Lintasan awal lompat jauh memiliki panjang antara 30-40 meter, dengan lebar 1,22 meter. Lintasan awal berfungsi untuk ancang-ancang lari tiap peserta lomba.
Kemudian papan tolakan mempunyai panjang 1,22 meter atau sama persis dengan lebar lintasan awal. Papan tolakan mempunyai ketebalan 10 cm dan lebar 20 cm.
Papan tolakan diletakkan dekat dengan sisi tempat pendaratan. Letak papan tolakan diatur agar bekas kaki tolakan para peserta bisa terlihat dengan baik dan jelas, guna menentukan sah atau tidaknya lompatan. Jarak papan tolakan dengan bak pendaratan 1 meter.
Tempat pendaratan harus mempunyai lebar minimal 2,75 meter, dan jarak garis tolakan hingga sisi akhir pendaratan minimal 10 meter.
Ketinggian permukaan pasir pada bak pendaratan juga wajib sama persis dengan sisi atas papan tolakan.
Editor: Iswara N Raditya