Menuju konten utama
Atletik

Olahraga Atletik Lompat Tinggi, Gaya, Teknik Dasar, dan Sarana

Mengenal olahraga atletik lompat tinggi, juga teknik dasar serta bermacam gaya yang digunakan.

Olahraga Atletik Lompat Tinggi, Gaya, Teknik Dasar, dan Sarana
Atlet Malaysia Hup Wei Lee beraksi saat final lompat tinggi putra 18th Asian Games Invitation Tournament di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Minggu (11/2). ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo

tirto.id - Lompat tinggi merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang menekankan ketinggian lompatan ke atas sebagai pemenangnya. Saat ini terdapat 4 gaya lompat tinggi yang digunakan dalam kejuaraan resmi, yakni: gaya straddle, gaya guling sisi, gaya gunting, dan gaya flop.

Mengacu artikelThe Evolution of High Jump Technique: Biomechanical Analysis karya Jesus Dapena, cabang lompat tinggi sejatinya tidak ada dalam kejuaran Olimpiade Kuno.

Namun demikian dasar olahraga lompat tinggi kuno tercatat dilakukan oleh bangsa Celtic, dan mulai diterapkan secara modern di Jerman pada abad 18. Sejak saat itu cabang olahraga (cabor) lompat tinggi kian populer dan secara bertahap mulai terbentuk aturan standar yang lebih jelas.

Lompat tinggi pertama kali hadir dalam Olimpiade Musim panas tahun 1896. Sedangkan lompat tinggi kategori wanita pertama kali dimainkan pada edisi 1928.

Gaya dan Teknik Dasar Lompat Tinggi

Teknik dasar lompat tinggi dibagi menjadi 4 jenis kategori, yakni: teknik dasar awalan, teknik dasar tolakan, teknik dasar melayang di atas mistar, dan teknik dasar mendarat.

Teknik Awalan

Teknik awalan lompat tinggi dilakukan dengan cara berlari dan menemukan momentum tumpuan yang tepat, guna menghasilkan lompatan dengan ketinggian maksimal.

Atlet lompat tinggi juga harus cermat dalam menentukan sudut awalan dalam berlari. Dalam hal ini setiap gaya lompat tinggi mempunyai sudut awalan yang berbeda-beda. Peserta juga wajib mengetahui serta menentukan sebelah kaki mana yang paling kuat untuk digunakan sebagai tolakan.

Jika lompat jauh memerlukan awalan lari yang cepat, maka dalam lompat tinggi kecepatan lari tidak terlalu penting. Sebagai gantinya peserta harus bisa mengetahui dan menentukan momentum yang tepat untuk melompat. Biasanya awalan lompat tinggi adalah 9 sampai 15 langkah.

Teknik Tolakan

Teknik dasar tolakan dalam lompat tinggi harus dilakukan dengan menggunakan kaki terkuat. Ketepatan dan kekuatan tolakan harus bisa dimaksimalkan untuk melewati mistar.

Tolakan yang baik adalah jika titik lompatan tertinggi bisa terjadi ketika berada tepat di atas mistar.

Teknik Melayang di Atas Mistar

Posisi badan ketika melayang di atas mistar ditentukan atau disesuaikan dengan gaya lompatan yang digunakan dalam lompat tinggi.

Ketika menggunakan gaya straddle posisi badan di atas mistas adalah tengkurap. Lalu ketika kondisi turun, posisi kaki lurus ke bawah. Gaya ini juga memerlukan kekuatan otot perut untuk mengangkat tubuh.

Lompat tinggi gaya guling sisi atau western roll dilakukan dari samping mistar. Posisi tubuh terlentang ketika mencapai mistar, lalu dimiringkan ke sisi lain tolakan ketika mendarat.

Lompat tinggi gaya gunting melakukan awalan dari samping mistar. Dengan demikian osisi tubuh akan sejajar atau sedikit miring dengan mistar.

Lompat tinggi gaya flop, bisa dibilang sebagai gaya tersulit bagi para pemula. Pasalnya ketika melakukan tolakan posisi tubuh membelakangi mistar, dan melewati mistar menggunakan punggung.

Teknik Mendarat

Teknik mendarat dalam lompat tinggi tidak berlaku baku, lantaran poin terpenting dalam olahraga ini adalah ketika tubuh berhasil melewati ketinggian mistar. Selepas atlet melewati ketinggian mistar, hasil lompatan sudah bisa ditentukan.

Teknik pendaratan sebaiknya disesuaikan dengan gaya lompatan yang digunakan, serta upayakan melakukan gerakan pegas untuk pendaratan yang aman dan meminimalisir peluang cedera.

Sarana Lompat Tinggi

Jarak awalan lompat tinggi tidak terbatas, namun memiliki panjang minimum 15 meter. Wilayah yang menjadi area tumpuan harus benar-benar datar.

Tiang lompat atau penyangga mistar harus kuat, dengan jarak kedua tiang mencapai 3,98 sampai 4,02 meter. Panjang mistar lompat 3,98-4,02 meter, dengan berat maksimal 2 kilogram.

Tempat atau area pendaratan tidak boleh kurang dari 3 x 5 meter. Permukaan dilapisi busa dengan ketinggian 60 cm dan di atasnya ditutup oleh matras dengan ketebalan minimal 10-20 cm.

Baca juga artikel terkait LOMPAT TINGGI atau tulisan lainnya dari Oryza Aditama

tirto.id - Olahraga
Penulis: Oryza Aditama
Editor: Iswara N Raditya