tirto.id -
"Jiwasraya Putra akan menarik investor karena ini bisnisnya sudah ada sehingga dari hasil itu nanti bisa untuk top up cashflow (menambah kas)," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso di Jakarta, Selasa (10/12/2019) seperti dikutip Antara.
Menurut Wimboh, cara tersebut merupakan satu dari dua skenario penyelamatan asuransi BUMN tersebut yang saat ini mengalami kesulitan kas dalam membayar klaim nasabahnya.
Wimboh berharap upaya tersebut bisa mengatasi kesulitan modal bagi Jiwasraya dalam jangka pendek.
Jiwasraya Putra diharapkan dapat menghasilkan dana Rp5 triliun dalam setahun untuk memperbaiki likuiditas dan rasio profitabilitas induk usahanya. Dengan kata lain, opsi penyelamat tersebut bak anak menyusui induknya.
Skenario kedua, lanjut Wimboh, untuk mencari solusi jangka panjang yang sedang dibicarakan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN.
Ia mengharapkan ada program jangka menengah-panjang yang diperlu dibuat untuk memperkuat bisnis Jiwasraya.
Pemerintah tampaknya memang telah menutup pintu penyelesaian masalah Jiwasraya dengan suntikan dana APBN. Usulan bailout yang diajukan direksi Jiwasraya dalam RDP di Komisi XI November lalu dianggap bakal tambah membebani APBN yang tengah menahan pelebaran defisit.
Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Isa Rachmatarwata mengatakan, penyehatan Jiwasraya berada di bawah koordinasi Kementerian BUMN.
Menurut Isa, ada cara lain yang bisa ditempuh untuk menyelamatkan perusahaan asuransi pelat merah tersebut tanpa suntikan modal dari pemerintah. "Intinya kami akan menangani masalah Jiwasraya itu tak selalu dengan penyertaan modal negara (PMN)" tuturnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Hendra Friana