tirto.id - Saat belanja, biasanya kita dihadapkan pada dua pilihan: barang yang dibutuhkan dan barang yang diinginkan. Banyak orang tak bisa memilah mana yang menjadi prioritas, terlebih saat sedang dalam kondisi panik. Akibatnya, belanja pun jadi berlebihan.
Fenomena belanja berlebihan—atau panic buying—adalah respons psikologis seseorang yang merasa membutuhkan suatu barang, padahal sebenarnya itu bukan prioritas utama. Mulai dari adanya diskon besar-besaran, peluncuran produk baru, bencana alam, sampai wabah penyakit menular, memang bisa mendorong orang menjadi lebih konsumtif.
Berita tentang perkembangan penyakit baru yang disebabkan oleh virus akhir-akhir ini, misalnya, mau-tak mau memancing respons belanja dari masyarakat. Sebagai langkah antisipasi, orang-orang memborong bahan makanan, ada pula yang nekat membeli hand sanitizer dan masker walau harganya melonjak hingga ratusan kali lipat.
Menurut psikolog klinis Hong Kong, Dr Cindy Chan, panic buying terjadi karena orang-orang berusaha mendapatkan rasa kontrol atas dirinya. “Kita tidak dapat bernalar secara rasional, kita lebih mudah dipengaruhi oleh pemikiran kelompok, perilaku kita menjadi irasional," jelasnya, dilansir South China Morning Post.
Hasil studi Andy J. Yap dari Insead, Charlene Y. Chen dari Nanyang, dan Leonard Lee dari NUS Business School yang dipublikasikan Journal of Consumer Research pun mengungkap barang belanjaan itu tak membantu seseorang aman, tapi bisa memberi rasa tenang dan rasa kontrol yang sempat hilang ketika keadaan tak bisa dikendalikan.
Belanja Tanpa Keluar Rumah
Ketersediaan bahan pokok tetap aman dan terkendali sampai saat ini, sehingga tak ada alasan untuk khawatir berlebihan. Toh kini kita bisa melengkapi persediaan rumah sewaktu-waktu tanpa harus mengantre, apalagi sampai kehabisan stok.
Tokopedia menyediakan bermacam pilihan kebutuhan rumah tangga. Mulai dari sembako, lauk pauk, buah dan sayuran, susu, sampai suplemen dan produk herbal yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan keluarga pada musim pancaroba seperti sekarang bisa didapat dengan harga terjangkau—mulai dari Rp20 ribu.
Selain kebutuhan harian, ragam perlengkapan rumah seperti perlengkapan kebersihan, memasak, dan perlengkapan olahraga hingga permainan, juga bisa ditemukan di situs belanja dengan misi pemerataan ekonomi secara digital ini.
Kehadiran Official Store yang menjual produk favorit pun menambah ragam pilihan dan pengalaman berbelanja yang lebih nyaman, juga terpercaya, terutama soal kualitas dan harga barang yang stabil.
“Produk hand sanitizer, misalnya. Ketika di mana-mana harga melonjak, kehadiran Official Store sangat membantu karena produk tetap bisa didapat konsumen dengan harga normal,” kata Luthfia Mayaputri yang lega akhirnya bisa mendapatkan “barang langka” ini.
Selain mencegah kepanikan berlarut, program Tokopedia Peduli Sehat juga mendukung usaha pencegahan penularan virus dengan memfasilitasi rutinitas belanja masyarakat yang ingin mengurangi aktivitas di luar rumah. Belanja online memungkinkan siapa pun tetap bisa memenuhi kebutuhan harian tanpa perlu beranjak dari rumah.
Cukup mengandalkan jari, kita bisa menelusuri kolom pencarian dan mendapatkan semua kebutuhan tanpa repot. Kemudahan ini dilengkapi dengan fasilitas pengiriman yang aman dan cepat, penawaran bebas ongkos kirim sepuasnya ke seluruh Indonesia, dan pilihan pembayaran beragam. Kini, rutinitas belanja bulanan bisa dilakukan sembari tetap nyaman di rumah.
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis