Menuju konten utama

November 2020, Indeks Keyakinan Konsumen Naik Signifikan ke 92 Poin

Perolehan angka IKK ini naik signifikan dibanding Oktober 2020 yang mencapai 79 poin

November 2020, Indeks Keyakinan Konsumen Naik Signifikan ke 92 Poin
Logo Bank Indonesia dan refleksi gedung perkantoran Jakarta di dinding kaca. REUTERS/Fatima El-Kareem

tirto.id - Bank Indonesia (BI) mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November 2020 mencapai 92 poin. Perolehan angka IKK ini naik signifikan dibanding Oktober 2020 yang mencapai 79 poin.

“Perbaikan keyakinan konsumen pada November 2020 didorong oleh ekspektasi konsumen yang membaik terhadap kondisi ekonomi ke depan, yaitu peningkatan ekspansi kegiatan usaha serta kenaikan penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja pada 6 bulan mendatang,” ucap Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam situs BI yang dikutip Rabu (9/12/2020).

Erwin mengatakan peningkatan keyakinan konsumen ini terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia. Namun peningkatan tertinggi terjadi di tiga kota yaitu Pontianak, Samarinda, dan Bandar Lampung.

Posisi IKK menurut Survei Konsumen November 2020 ini masih di bawah level 100. Artinya konsumen masih relatif pesimis. Jika pada IKK Desember 2020 nanti, angkanya melewati 100, maka keyakinan konsumen telah mencapai zona optimis yang seharusnya diikuti juga oleh peningkatan permintaan dari masyarakat.

Posisi IKK per November 2020 ini juga merupakan yang tertinggi dalam 8 bulan terakhir. IKK sempat turun sebagai dampak dari pandemi COVID-19. Dari 113,8 poin per Maret 2020 menjadi 84,8 poin (April 2020) dan 77,6 poin per Mei 2020.

Angka ini kemudian terus naik sedikit demi sedikit. Namun pada November 2020 kenaikannya terjadi cukup drastis dari level 79 ke 92 poin.

Meski IKK terus membaik, sayangnya indikator lain seperti Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini masih kontraksi karena nilainya konsisten di bawah 100. IKE per November 2020 mencapai 60,1 naik dari Oktober 2020 51,5 poin.

“Sementara itu, persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini juga membaik meski masih berada pada area kontraksi, terutama disebabkan oleh persepsi yang menguat terhadap penghasilan dan ketersediaan tenaga kerja,” ucap Erwin.

Baca juga artikel terkait BANK INDONESIA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan