tirto.id - Niat puasa sunnah Rajab boleh dilakukan di siang hari jika pada malam hari seorang muslim lupa atau tidak sempat mengucapkan niat. Puasa Rajab dianjurkan untuk seorang muslim karena memiliki keutamaan atau fadhilah.
Dilansir laman Jatim NU kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib. Untuk puasa sunnah termasuk puasa Rajab, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.
Puasa Rajab adalah ibadah puasa sunah yang dilakukan umat islam pada bulan Rajab atau bulan ketujuh pada penanggalan Hijriah. Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia tahun 2023 M 1444 H – 1445 H terbitan Kementerian Agama (Kemenag), 1 Rajab jatuh pada Senin, 23 Januari 2023.
“Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati Rajaba lillâhi ta‘âlâ.”
Artinya: Aku berniat puasa sunah Rajab hari ini karena Allah SWT.
Puasa sunnah adalah puasa yang dilakukan atau dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW di luar puasa wajib atau puasa di bulan Ramadhan. Salah satu puasa sunnah yang dianjurkan dan dilakukan oleh Nabi Muhammad adalah puasa di bulan Rajab.
Dalam tradisi Islam dikenal ada 4 bulan haram, ketiganya secara berurutan adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan satu bulan itu sendiri, yaitu Rajab.
Sebagaimana diriwayatkan dari Mujibah al-Bahiliyah, Rasulullah SAW bersabda “Puasalah pada bulan-bulan haram (mulia).” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Puasa Rajab pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW, diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam sebuah hadis. Dalam hadis tersebut terdapat dialog tanya jawab dari Utsman ibn Hakim al-Anshari kepada Sa’id ibn Jubair, berikut bunyinya mengutip laman Nahdlatul Ulama (NU).
“Saya bertanya kepada Sa’id Ibn Jubair tentang puasa Rajab, beliau menjawab berdasarkan kisah dari Ibnu ‘Abbas bahwa Rasulullah SAW senantiasa berpuasa sampai kami berkata nampaknya beliau akan berpuasa seluruh bulan. Namun suatu saat beliau tidak berpuasa sampai kami berkata, nampaknya beliau tidak akan puasa sebulan penuh.” (HR: Muslim).
Sehingga, pada bulan ini seorang muslim dianjurkan untuk mengumpulkan pahala dengan berpuasa sunnah. Hadis terkait keutamaan atau fadhilah berpuasa di bulan Rajab diriwayatkan dalam hadis At-Thabrani dan Abu Hurairah. Berikut bunyinya dikutip dari laman Kemenag Kudus.
Rasulullah SAW bersabda “barang siapa berpuasa pada bulan Rajab sehari maka laksana ia puasa selama sebulan, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya pintu neraka jahanam. Bila puasa 8 hari maka dibukakan untuknya 8 pintu surga. Dan apabila puasa 10 hari maka Allah akan mengabulkan semua permintaannya.” (HR.At-Thabrani).
Rasulullah SAW bersabda "barang siapa puasa pada tanggal 27 Rajab, Allah mencatatnya sebagaimana orang yang puasa selama 60 bulan.” (HR. Abu Hurairah).
Dilansir laman Jatim NU kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib. Untuk puasa sunnah termasuk puasa Rajab, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.
Puasa Rajab adalah ibadah puasa sunah yang dilakukan umat islam pada bulan Rajab atau bulan ketujuh pada penanggalan Hijriah. Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia tahun 2023 M 1444 H – 1445 H terbitan Kementerian Agama (Kemenag), 1 Rajab jatuh pada Senin, 23 Januari 2023.
Bacaan Niat Puasa Rajab di Siang Hari
Niat puasa Rajab di siang hari memiliki sedikit perbedaan dengan niat puasa Rajab pada malam hari. Perbedaannya terletak pada pengucapan waktu yang dirujuk, berikut niat puasa Rajab di siang hari.“Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati Rajaba lillâhi ta‘âlâ.”
Artinya: Aku berniat puasa sunah Rajab hari ini karena Allah SWT.
Hukum Puasa Rajab
Hukum puasa Rajab adalah sunnah, yang berarti jika dikerjakan mendapatkan pahala. Namun, jika ditinggalkan tidak mendapatkan ganjaran atau dosa.Puasa sunnah adalah puasa yang dilakukan atau dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW di luar puasa wajib atau puasa di bulan Ramadhan. Salah satu puasa sunnah yang dianjurkan dan dilakukan oleh Nabi Muhammad adalah puasa di bulan Rajab.
Dalam tradisi Islam dikenal ada 4 bulan haram, ketiganya secara berurutan adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan satu bulan itu sendiri, yaitu Rajab.
Sebagaimana diriwayatkan dari Mujibah al-Bahiliyah, Rasulullah SAW bersabda “Puasalah pada bulan-bulan haram (mulia).” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Puasa Rajab pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW, diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam sebuah hadis. Dalam hadis tersebut terdapat dialog tanya jawab dari Utsman ibn Hakim al-Anshari kepada Sa’id ibn Jubair, berikut bunyinya mengutip laman Nahdlatul Ulama (NU).
“Saya bertanya kepada Sa’id Ibn Jubair tentang puasa Rajab, beliau menjawab berdasarkan kisah dari Ibnu ‘Abbas bahwa Rasulullah SAW senantiasa berpuasa sampai kami berkata nampaknya beliau akan berpuasa seluruh bulan. Namun suatu saat beliau tidak berpuasa sampai kami berkata, nampaknya beliau tidak akan puasa sebulan penuh.” (HR: Muslim).
Fadhilah Bulan Rajab
Rajab merupakan bulan haram atau bulan yang dimuliakan oleh umat Islam. Di bulan Rajab tepatnya tanggal 27 Rasullullah Muhammad SAW mengalami peristiwa isra miraj dan menerima perintah ibadah salat lima waktu.Sehingga, pada bulan ini seorang muslim dianjurkan untuk mengumpulkan pahala dengan berpuasa sunnah. Hadis terkait keutamaan atau fadhilah berpuasa di bulan Rajab diriwayatkan dalam hadis At-Thabrani dan Abu Hurairah. Berikut bunyinya dikutip dari laman Kemenag Kudus.
Rasulullah SAW bersabda “barang siapa berpuasa pada bulan Rajab sehari maka laksana ia puasa selama sebulan, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya pintu neraka jahanam. Bila puasa 8 hari maka dibukakan untuknya 8 pintu surga. Dan apabila puasa 10 hari maka Allah akan mengabulkan semua permintaannya.” (HR.At-Thabrani).
Rasulullah SAW bersabda "barang siapa puasa pada tanggal 27 Rajab, Allah mencatatnya sebagaimana orang yang puasa selama 60 bulan.” (HR. Abu Hurairah).
(tirto.id - Pendidikan)
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Yulaika Ramadhani
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Yulaika Ramadhani