Menuju konten utama
Tumpahan Minyak di Balikpapan

National Maritime Institute Sebut Peta Laut Indonesia Buruk

Direktur National Maritime Institute, Siswanto Rusdi menyatakan, kasus kebocoran minyak yang terjadi di perairan Balikpapan, membuktikan bahwa peta navigasi dan laut Indonesia belum mutakhir.

National Maritime Institute Sebut Peta Laut Indonesia Buruk
Sejumlah narasumber hadir dalam diskusi "Minyak Tumpah, Salah Siapa" oleh Populi Center yang diselenggarakan di Gado-Gado Boplo, Menteng Jakarta Pusat, Sabtu (7/4/2018). tirto.id/Tony Firman

tirto.id - Kasus tercemarnya perairan Balikpapan akibat kebocoran pipa minyak milik Pertamina disoroti oleh Direktur National Maritime Institute, Siswanto Rusdi sebagai contoh gelap kondisi peta navigasi kelautan Indonesia.

Rusdi menyebut peta navigasi dan laut Indonesia sebagian besar masih mempertahankan peninggalan Belanda. Itu artinya belum ada upaya pemutakhiran yang signifikan.

"Untuk daerah sepadat Balikpapan dengan banyak pipa-pipa minyak, bahwa peta lautnya belum termutakhir." kata Rusdi saat menghadiri diskusi bertajuk "Minyak Tumpah Salah Siapa" di Gado-Gado Boplo, Menteng Jakarta Pusat pada Sabtu (7/4/2018) siang.

"Bayangkan itu yang dekat pelabuhan. Bagaimana wilayah laut yang lebih jauh lagi?" ujar Rusdi.

Diduga kebocoran pipa minyak Pertamina akibat tertarik jangkar kapal berbendera Panama. Hal ini yang kemudian dikaitkan dengan kondisi buruknya peta navigasi laut Indonesia.

Sampai hari keenam, pembersihan tumpahan minyak di perairan Balikpapan terus berlangsung.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) tengah mencari pihak yang bertanggung jawab atas kejadian tumpahnya minyak di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, dengan melakukan investigasi bersama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).

Manager Komunikasi dan CSR Regional Kalimantan, Yudy Nugraha mengatakan, selama proses investigasi belum membuahkan hasil, maka belum ada pihak yang bisa memberi ganti rugi.

"Fokusnya saat ini adalah mencari siapa yang bertanggung jawab dari investigasi. Belum ada statement yang resmi siapa yang bersalah dan bertanggung jawab," ujar Yudy kepada Tirto, Kamis (5/4/2018).

Baca juga artikel terkait MINYAK TUMPAH atau tulisan lainnya dari Tony Firman

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Tony Firman
Penulis: Tony Firman
Editor: Yandri Daniel Damaledo