Menuju konten utama

20 Ribu Ton Minyak Bocor ke Sungai, Putin Nyatakan Keadaan Darurat

Presiden Rusia Vladimir Putin menetapkan status darurrat setelah 20.000 ton minyak bocor ke sungai di dalam Lingkaran Arktik, pada Jumat (29/5/2020).

20 Ribu Ton Minyak Bocor ke Sungai, Putin Nyatakan Keadaan Darurat
Dalam gambar ini diambil dari video yang disediakan oleh televisi Rusia RU-RTR pada hari Rabu, 3 Juni 2020, truk Kementerian Situasi Darurat Rusia bekerja di lokasi tumpahan minyak di pembangkit listrik di bagian terpencil kota Norilsk, 2900 kilometer (1800 miles) timur laut dari Moskow, Rusia. (RU-RTR Televisi Rusia via AP)

tirto.id - Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyatakan keadaan darurat, setelah 20.000 ton minyak bocor ke sungai di dalam Lingkaran Arktik.

Tumpahan itu, terjadi setelah runtuhnya sebuah tangki bahan bakar pada pembangkit listrik di wilayah utara Rusia, dekat kota Norilsk, Siberia pada Jumat, (29/5/2020) lalu.

Putin tak dapat menyembunyikan kemarahannya setelah mengetahui bahwa para pejabat baru mengetahui tentang insiden tersebut dua hari kemudian.

Pabrik itu sendiri dimiliki oleh anak perusahaan Norilsk Nickel, yang merupakan produsen nikel dan paladium terkemuka di Rusia.

Dalam konferensi video yang disiarkan televisi pada hari Rabu (3/6/2020), Putin mengecam kepala perusahaan atas respons mereka yang lamban.

“Mengapa pemerintah baru mengetahui tentang ini dua hari setelah kejadian?,” tanya dia kepada kepala anak perusahaan, Sergei Lipin, yang dikutip dari BBC, Kamis (4/6/2020)

“Apakah kita baru akan mengetahui tentang situasi darurat dari media sosial?,” tambahnya.

Gubernur daerah tersebut, Alexander Uss, sebelumnya mengatakan kepada Presiden Putin bahwa dia mengetahui tumpahan minyak pada hari Minggu lalu setelah informasi yang mengkhawatirkan muncul di media sosial.

Putin pun kemudian memerintahkan penyelidikan atas kecelakaan itu, yang akhirnya membuat seorang manajer di pembangkit listrik telah ditahan.

Dalam sebuah pernyataan, yang dikutip dari The Guardian, Norilsk Nickel mengklaim insiden itu telah dilaporkan dengan “tepat waktu dan cara yang benar”.

Kecelakaan itu terjadi ketika pilar-pilar yang mendukung tangki bahan bakar di pembangkit listrik mulai tenggelam.

"Penurunan tanah yang tiba-tiba telah membuat kebocoran pada tangki yang telah berfungsi selama lebih dari 30 tahun tanpa masalah. Tangki penyimpanan bahan bakar diesel rusak, yang mengakibatkan kebocoran bahan bakar," demikian pernyataan resmi perusahaan.

Para ahli Rusia meyakini, tenggelamnya pilar-pilar itu akibat lapisan es yang menopang bangunan mencair akibat pemanasan iklim di kutub utara.

Dari gambar-gambar yang beredar di internet, terlihat bahwa tumpahan minyak mengalir di Sungai Ambarnaya, tak jauh dari Norilsk, Rusia.

Sementara dalam sebuah video, sungai yang tertutupi lapisan minyak ini bukan hanya mudah terbakar, namun juga beracun sehingga mengganggu habitat dan ekosistem di kawasan tersebut.

Saat ini, rembesan minyak mengalir ke dari Danau Pyasino menunju arah Sungai Pyasina dan berujung di Laut Kara yang merupakan bagian dari Samudra Arktik. Pemerintah Rusia pun sudah menetapkan status darurat untuk wilayah tersebut.

Keadaan darurat berarti pasukan tambahan akan dikirim ke daerah itu untuk membantu operasi pembersihan.

Insiden ini pun memicu peringatan keras dari kelompok-kelompok pegiat lingkungan, yang mengatakan skala tumpahan yang begitu besar akan sulit untuk dibersihkan.

Kejadian seperti ini bukan pertama kalinya dialami Norilsk Nickel. Pada 2016 lalu, mereka mengakui bahwa kecelakaan di salah satu pabriknya bertanggung jawab untuk mengubah sungai menjadi merah di dekatnya.

Baca juga artikel terkait TUMPAHAN MINYAK DI RUSIA atau tulisan lainnya dari Ahmad Efendi

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Ahmad Efendi
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Yandri Daniel Damaledo