tirto.id - Kementerian Kesehatan berencana mahasiswa keperawatan tingkat akhir dan dokter yang baru menyelesaikan magang untuk menangani pasien COVID-19.
"Saya sudah minta tim kami bicara dengan Kemendikbud melakukan pembicaraan agar kita bisa akselerasi teman-teman perawat ini yang kami butuhkan bisa masuk ke lapangan," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR pada Selasa (13/7/2021).
Budi memproyeksikan, Jawa-Bali akan kekurangan tenaga kesehatan saat terjadi lonjakan kasus 30 persen. Jawa-Bali akan kekurangan 16.675 perawat. Rincianannya DKI Jakarta membutuhkan tambahan 7.691 perawat; Jawa Barat 4.862 perawat; Jawa Tengah 2.955 perawat; DI Yogyakarta 701 perawat.
Untuk kebutuhan dokter umum Jawa-Bali kekurangan 2.270 dokter umum. Rinciannya DKI Jakarta kekurangan 1.105 dokter; Jawa Barat 702 dokter; Jawa Tengah 414 dokter; dan DI Yogyakarta 107 dokter.
Skenario lebih buruk saat lonjakan kasus hingga 60 persen, maka pemerintah di Pulau Jawa-Bali perlu 21.887 perawat dan 2.968 dokter.
Untuk mengatasi kekurangan itu, Budi mengatakan, pihaknya sudah memetakan jumlah perawat dan bidan yang sudah lulus uji kompetensi, perawat dan bidan yang belum lulus uji kompetensi, dan mahasiswa keperawatan dan mahasiswa kebidanan tingkat akhir. Kemenkes juga memetakan dokter yang tengah menjalani magang.
Hasilnya, Kemenkes mengidentifikasi 3.911 dokter yang akan lulus magang. Kemenkes akan mempercepat proses administrasi kelulusan mereka, sehingga mereka bisa langsung menangani pasien.
Selain itu, Kemenkes juga mengidentifikasi 19.013 perawat dan bidan yang bisa segera direkrut. Rinciannya 3.488 adalah mahasiswa keperawatan tingkat akhir; 2.394 mahasiswa kebidanan tingkat akhir; 1.947 perawat belum lulus uji kompetensi; 251 bidan belum lulus uji kompetensi; dan sisanya adalah perawat dan bidan yang telah lulus uji kompetensi.
Mereka yang masih ada di tingkat akhir atau belum lulus uji kompetensi akan bekerja di bawah pengawasan bidan atau perawat yang lebih senior.
"Kalau bisa apa yang mereka lakukan ini dihitung sebagai kredit yang mereka karena mereka kan sudah langsung praktek ini harusnya bisa di-recognize bisa dimasukkan sebagai salah satu parameter penilaian mereka ketika lulus," kata Budi.
uPenulis: Mohammad Bernie
Editor: Zakki Amali