tirto.id - Kasie Kesehatan Daker Madinah Thafsin Alfarizi menyampaikan kepada tenaga kesehatan haji kloter (TKHK) agar mewaspadai potensi peningkatan kasus pneumonia dan penyakit pernapasan pada jemaah haji.
Hal ini disampaikan Alfarizi dalam forum pembekalan teknis untuk tenaga kesehatan haji kloter (TKHK).
“Saya harap agar TKHK mewaspadai peningkatan kasus penyakit saluran pernapasan dan pneumonia pada jemaah haji terutama pasca puncak ibadah haji di Armuzna. Jangan Lelah mengingatkan jemaah kita untuk perkuat protokol kesehatan,” kata Alfarizi di Madinah, Senin (17/7/2023).
Lebih lanjut, kata Alfarizi, pembekalan teknis juga dilakukan terkait pelayanan kesehatan untuk jemaah hingga penyelesaian masalah yang terjadi di kloter.
“Beberapa hal yang dibahas adalah optimalisasi pelayanan bagi jemaah Risti, pelayanan rujukan ke KKHI Madinah, distribusi obat dan perbekalan kesehatan, tata laksana jika ada jemaah haji wafat, pemanfaatan telepetugas dan telejemaah, hingga tanazul,” ujar Alfarizi.
Alfarizi menyampaikan kegiatan ini merupakan salah satu strategi untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian jemaah haji gelombang dua yang saat ini tengah berada di Madinah.
Sementara itu, Kepala Pusat Kesehatan Haji Indonesia Liliek Marhaendro Susilo menyatakan aktivitas di luar ruangan dan aktivitas fisik yang melelahkan dapat meningkatkan risiko jemaah haji terserang penyakit infeksi saluran pernafasan.
Saat di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) situasi suhu cenderung panas, berdebu dan aktivitas fisik rutin dilaksanakan oleh jemaah haji.
“Apalagi jemaah yang memang telah memiliki penyakit-penyakit lain sebelumnya dapat memicu munculnya serangan akut,” kata Liliek dihubungi reporter Tirto, Senin (17/7/2023).
Liliek menambahkan penyakit terbanyak pada jemaah haji saat ini adalah infeksi saluran pernafasan akut. Sementara itu, kasus pneumonia banyak ditemukan di KKHI dan RS Arab Saudi.
Kegiatan promosi kesehatan terus digalakan oleh jajaran tenaga kesehatan sebagai bentuk pencegahan.
“Di antaranya dengan menggunakan masker, cukup minum, menghindari kelelahan berlebihan dan minum obat sesuai arahan tenaga kesehatan,” tutur Liliek.
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Gilang Ramadhan