Menuju konten utama

Musisi Kritik Royalti dari Layanan Streaming Musik Saat Corona

Spotify dan streaming musik lain diminta memberikan royalti yang besar kepada musikus di tengah pandemi corona.

Musisi Kritik Royalti dari Layanan Streaming Musik Saat Corona
Aplikasi Spotify. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Dua organisasi terbesar di industri musik Inggris mendesak kepada Spotify dan streaming musik lain agar memberikan royalti yang besar kepada musikus di tengah pandemi corona ini. Pernyataan ini ditujukan kepada politisi, platform streaming serta perusahaan rekaman di seluruh Inggris

"Krisis ini telah menghadirkan kenyataan bahwa pencipta dan penampil disokong oleh penampilan langsung dari bisnis musik dan bahwa royalti streaming tidak cukup memadai," ungkap pernyataan seperti dilansir The Guardian dan diwartakan Antara, Selasa (12/5/2020).

Dua organisasi besar itu bernama Musicians’ Union dan Ivors Academy. Melalui kampanye "The Keep Music Alive", menyerukan agar para seniman mendapat persentase lebih besar dari royalti musik. Hal ini menyusul banyaknya acara pertunjukan musik yang dibatalkan akibat corona.

Saat ini, rata-rata, Spotify membayar 0,0028 pound sterling (sekira Rp51) per stream kepada para pemegang hak cipta yang terdiri dari perusahaan rekaman dan artisnya. Sementara YouTube membayar lebih kecil lagi yakni cuma 0,0012 poundsterling atau sekira Rp22.

Di sisi lain, perusahaan rekaman masih mengganjar para artis dengan bayaran berdasarkan ongkos produksi rekaman dan CD. Menurut mereka, di era streaming, perusahaan-perusahaan rekaman cenderung banyak dapat uang dari penjualan dan situs streaming.

Sebelumnya, dana sebesar £ 5 Juta yang disiapkan untuk musisi Inggris akibat corona COVID-19 telah habis. Dana tersebut dibuat oleh badan amal "Help Musicians" yang diluncurkan pada 25 Maret lalu.

Seperti diwartakan NME, sekitar 10 ribu musisi di seluruh Inggris menerima dana sebesar £ 500 untuk membantu pengeluaran rumah tangga dan biaya hidup lainnya. Tetapi permintaan musisi sangat besar sehingga dana itu kurang.

Badan amal mengklaim, mereka menerima banyak panggilan dari musisi dalam satu hari untuk meminta bantuan karena virus corona telah menyebar ke seluruh negeri. Ditambah lagi, sebuah data menyatakan, musisi hampir kehilangan £ 13,9 juta akibat dampak langsung dari COVID-19.

Kepala Eksekutif Musisi James Ainscough mengatakan: “Kami senang dapat membantu 10.000 musisi selama masa sulit ini, tetapi pada kenyataan, banyak lagi yang membutuhkan bantuan, dan dana sudah habis."

Menurut dia, tidak hanya ribuan orang lagi membutuhkan bantuan, jumlahnya bisa lebih. Sementara hibah sebesar £ 500 yang telah mereka berikan hanya dapat hanya dapat bertahan kurang dari 2-3 bulan sampai para musisi itu menerima bantuan pemerintah.

"Kita tidak hanya membutuhkan lebih banyak donasi untuk membantu, pemerintah juga harus bertindak dengan cepat jika musisi ingin memiliki harapan untuk bertahan secara finansial selama beberapa bulan ke depan.”

Baca juga artikel terkait MUSISI INGGRIS

tirto.id - Musik
Sumber: Antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Agung DH