Menuju konten utama

Mundur dari Blok Masela, Shell Cari Partner untuk Pengalihan PI

SKK Migas menyebutkan mundurnya Shell baru akan terealisasi jika sudah ada kesepakatan baru mengenai peralihan PI.

Mundur dari Blok Masela, Shell Cari Partner untuk Pengalihan PI
ilustrasi tambang gas. foto/shutterstock

tirto.id - Perusahaan migas dunia Royal Dutch Shell plc disebut-sebut mundur dari proyek gas abadi di blok Masela, Maluku. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas) membenarkan rencana mundurnya Shell.

Hanya saja rencana itu belum terealisasi. SKK Migas menyebutkan mundurnya Shell baru akan terealisasi jika sudah ada kesepakatan baru mengenai peralihan participating interest ke perusahaan migas lain.

“Shell belum officially mundur tetapi sedang mencari partner untuk pengalihan Participating Interest (PI)-nya,” ucap Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno saat dihubungi reporter Tirto, Senin (6/7/2020).

Shell saat ini memiliki hak partisipasi (PI) di Masela sebanyak 35 persen. Sisanya dimiliki oleh Inpex Corporation, perusahaan migas asal Jepang. PI blok Masela juga diwacanakan untuk mengakomodir pemerintah daerah dengan nilai 10 persen hak partispasi.

Julius mengatakan saat ini kedua perusahaan sedang melakukan penjajakan secara business to business (b2b). Namun, Julius mengaku belum mengetahui kepada siapa porsi PI Shell akan dialihkan.

“Sedang B to B discussion dengan Inpex dan potensial partner yang lain. Nanti pasti minta persetujuan Pemerintah untuk masalah PI ini,” ucap Julius.

Ketika ditanya mengenai alasan Shell menarik diri, Julius mengaku tak tahu pasti. Ia menduga Shell memiliki pertimbangan lain terutama terkait proyek mana saja yang ingin mereka prioritaskan saat ini.

“Begitulah mungkin ya. Dalam kondisi hulu yang sulit ini semua memang melakukan revisi business plan-nya untuk melihat yang terbaik,” ucap Julius.

Seperti dilansir dari Kementerian ESDM, Blok Masela saat ini memiliki luas kurang lebih 4.291,35 km2. Blok migas ini terletak di Laut Arafura, sekitar 800 km sebelah timur Kupang, Nusa Tenggara Timur atau lebih kurang 400 km di utara kota Darwin, Australia, dengan kedalaman laut 300-1000 meter.

Pengembangan hulu migas di Blok Masela diharapkan dapat memberikan kontribusi tambahan produksi gas bumi sekitar ekuivalen 10,5 juta ton (mtpa) per tahun (sekitar 9.5 juta ton LNG per tahun dan 150 mmscfd Gas Pipa), dengan target onstream di tahun 2027.

Blok Masela dikelola oleh Inpex sebagai operator dengan kepemilikan saham 65% dan Shell Upstream Overseas Services sebesar 35%.

Baca juga artikel terkait BLOK MASELA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti