tirto.id - David De Gea menjadi kunci kemenangan Manchester United atas Tottenham Hotspur 0-1 pada Senin (14/1/2019). Sang kiper internasional Spanyol melakukan 11 penyelamatan sepanjang laga, catatan terbaiknya di Liga Inggris pada musim 2018/2019.
"Kami (Manchester United) memiliki sekian kiper tangguh, dan saya pikir dia (De Gea) bisa menantang Edwin (van Der Sar) dan Peter (Schmeichel) untuk posisi nomor satu dalam sejarah," kata Ole Gunnar Solskjaer, manajer interim United seusai laga dikutip BBC pada Senin (14/1).
11 penyelamatan yang dilakukan oleh De Gea dalam laga kontra Tottenham membuatnya terpilih sebagai man of the match versi Whoscored. Sang kiper diberi nilai 9,1. Ia tidak hanya mematahkan tembakan datar Harry Kane dengan kaki kanannya pada menit ke-85. Sebelum itu, ada sekian aksi luar biasa sang kiper yang didatangkan United dari Atletico Madrid pada 2011.
De Gea juga menghentikan tembakan Kane pada menit ke-49, juga tandukan Dele Alli selang dua menit sembari menjatuhkan diri. Ketenangan sang penjaga gawang juga dapat dilihat ketika ia mementahkan aksi Alli yang meninggalkan para pemain belakang United pada menit ke-66.
Sebelum ini, David De Gea pernah melakukan penyelamatan yang lebih banyak dalam sebuah laga, yaitu ketika Manchester United bertandang ke Stadion Emirates, kandang Arsenal untuk menang dengn skor 1-3. Dalam laga pada 2 Desember 2017 itu, ia melakukan 14 penyelamatan, tetapi kebobolan sekali. Dini hari tadi, dia menjaga timnya tetap tidak terkoyak.
Pertama Kali Menang Lawan Anggota The Big Six
Aksi De Gea itu sangat berpengaruh untuk hasil pertandingan. Bisa jadi tidak kalah berharga dengan gol Marcus Rashford pada menit ke-44. Berkat kedudukan 0-1 yang bertahan hingga akhir, Manchester United akhirnya bisa menang dari tim anggota The Big Six musim ini.
Catatan United bersama Jose Mourinho ketika berjumpa The Big Six pada 2018/2019 memang tidak cemerlang. Saat menjamu Tottenham di Old Trafford pada Agustus 2018 lalu, United kalah 0-3. Setelah itu, Iblis Merah bermain imbang 2-2 dengan Chelsea di Stamford Bridge.
Ini disusul dengan kekalahan 3-1 atas Manchester City, imbang 2-2 menghadapi Arsenal, dan sekali lagi kalah 3-1 dari Liverpool. Dari lima laga melawan The Big Six era Mourinho, United meraih 2 seri dan 3 kalah. Namun, dalam satu laga saja bersama Ole Gunnar Solksjaer, United berhasil meraih 3 angka melawan The Big Six.
"Kami menciptakan tiga clean sheet beruntun, yang sangat bagus. Para pemain bahagia, Anda bisa melihatnya di lapangan, dan mereka bermain dengan penuh gairah, seperti Manchester United (yang asli)," kata De Gea dikutip BBC.
Ujian Sesungguhnya pada Maret 2019
Hanya saja ujian bagi Manchester United "era" Solskjaer dapat dikatakan baru dimulai. Akhir bulan ini mereka akan menantang Arsenal di ronde keempat Piala FA. Bulan depan, selain berjumpa PSG di Liga Champions, mereka akan menghadapi anggota The Big Six lain, Liverpool, pada 24 Februari.
Ujian terpenting bisa terjadi pada 7, 9, dan 16 Maret 2019. Ketika itu, usai berjumpa PSG di leg kedua babak 16 besar, Manchester United akan bertarungdengan Arsenal dan Manchester City di Liga Inggris.
Dalam tiga laga besar itulah, klaim bahwa United sudah kembali ke era kebesaran mereka akan diuji, sama dengan klaim Solskjaer bahwa De Gea bisa "menantang" Schmeichel dan Van Der Sar untuk kursi terhormat kiper nomor satu Iblis Merah sepanjang masa.
Editor: Fitra Firdaus