tirto.id - Wakil Ketua Masyarakat Transportasi (MTI), Djoko Setijowarno menyarankan angkutan logistik lebih baik menggunakan moda kereta api atau kapal laut.
Pernyataan ini menanggapi meningkatnya truk logistik yang beralih ke jalur nasional Pantura, Djoko menyarankan agar logistik menggunakan transportasi laut ketimbang mengalihkannya ke jalan tol.
“Jalan darat itu ada batas maksimal 500 km. Jadi jangan berpikir logistik menggunakan jalan tol itu murah. Gak seperti itu,” ucap Djoko saat dihubungi reporter Tirto pada Sabtu (26/1/2019).
Terlebih jika pengelola jalan tol dan pemerintah seringkali mengkhawatirkan berlebihnya muatan truk yang melalui jalan nasional atau tol.
Secara teori transportasi, kata Djoko, efektivitas penggunaan jalur darat untuk keperluan logistik dinilai terbatas.
Pasalnya, kata Djoko, teori Rodrigue and Comtois (2006) menunjukkan biaya logistik di jalan hanya efisien bila jaraknya tidak lebih dari 500 km. Di atas jarak itu, biaya logistik menggunakan kereta api lebih murah dari jalan darat.
Sementara itu, bila jarak sudah melebihi 1.500 km, maka menurut teori tersebut, kata Djoko, menyarankan penggunaan angkutan laut. Biaya yang dikeluarkan dipastikan lebih efisien dibanding kereta api maupun jalan.
Menurut Djoko, kebiasaan memandang jalan nasional dan tol sebagai jalur logistik perlu diubah. Di dunia internasional, kata Djoko, solusi ini sudah mulai diberlakukan.
Ia pun mencontohkan negara Cina yang sudah terhubung dengan Eropa. Dari sekian banyak jalur darat yang tersambung, pemerintah Cina lebih cenderung menggunakan kereta api untuk keperluan logistik ke Eropa.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi mengatakan beralihnya sebagian besar pengemudi truk akan direspons dengan upaya membuka peluang penggunaan jalan tol.
Namun, hal itu terkendala keluhan operator jalan tol bahwa kendaraan logistik kurang diminati ketika melintas karena muatan truk yang berlebih dapat merusak jalan.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri