tirto.id - Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Kewilayahan MTI Pusat, Djoko Setijowarno menilai perlu adanya konektivitas untuk mendukung penerbangan dari dan ke Bandara Kertajati, Majalengka. Konektivitas menjadi kunci agar bandara tersebut bisa ramai.
"Sekarang sudah ada akses 1 jam (Tol Cisumdawu) tinggal berikutnya saja. Ada travel-travel dari Bandung atau bus dari Bandung ke Kertajati. Kalau orang tidak mau naik mobil pribadi gitu," kata dia kepada Tirto, Rabu (19/7/2023).
Djoko menyarankan perlu adanya hotel-hotel transit di sekitar area Bandara Kertajati untuk mempermudah masyarakat. Masyarakat nantinya bisa singgah terlebih dahulu sebelum melakukan penerbangan dari Kertajati.
"Kertajati buat saja hotel transit kalau orang pagi-pagi bisa nginap berangkat sore. Hotel transit itu kalau pengusaha di Kertajati bisa buat saja. Hotel transit itu enggak mahal-mahal kok, buat aja 200-300," katanya.
Dia melanjutkan pemindahan penerbangan Bandara Husein Sastranegara ke Kertajati juga menjadi salah satu upaya menghidupkan kembali bandara terletak di Kabupaten Majalengka. Tinggal bagaimana, peralihan ini didukung dengan konektivitas lainnya.
"Cuma karena selama ini kesannya negatif bagaimana memulihkan kesan itu. Itu tinggal beberapa bulan ini pemulihan. Ini dekat, ada Damri buka, bus buka, yang cepat itu travel," pungkas dia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya mendorong pemindahan penerbangan Bandara Husein Sastranegara, Bandung ke Kertajati, Majalengka untuk kesekian kalinya. Langkah ini diambil untuk menghidupkan kembali bandara terletak di Kabupaten Majalengka yang memiliki landasan pacu tunggal sepanjang 3.000 meter tersebut.
"Nantinya dimulai bulan Oktober akan operasi penuh. Artinya dari bandara Husein Sastranegara akan digeser ke Kertajati utamanya untuk yang pesawat jet," kata Jokowi saat meninjau pelaksanaan penerbangan di Bandara Kertajati, Jawa Barat, Selasa (11/7/2023).
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Restu Diantina Putri