tirto.id - Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana menilai, Kereta Cepat Jakarta-Bandung lebih cocok untuk perjalanan bisnis dibandingkan keluarga. Hal itu dengan mempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan.
"Kalau naik kereta cepat itu cenderung tarif individu yang terjangkau, maka kereta cepat bisa jadi pilihan untuk yang melakukan perjalanan individual atau pekerja atau perjalanan kedinasan atau penugasan kantor," ucap Aditya saat dihubungi Tirto, Jakarta, Senin (19/9/2023).
Sementara itu, jika kereta cepat ini dijadikan sebagai pilihan alternatif keluarga yang ingin bepergian ke Bandung dengan menggunakan moda transportasi ini maka lebih boros.
"Bila misalnya satu keluarga terdiri dari empat orang, mungkin akan lebih efisien biaya bila menggunakan mobil pribadi. Katakanlah 300 ribu x 4 = Rp1,2 juta, bila Pulang Pergi (PP) = Rp2,4 juta," ungkapnya.
Belum lagi apabila bepergian menggunakan kereta cepat untuk berwisata, maka pertimbangan biaya akan menjadi sangat penting atau esensial.
Namun demikian, tarif kereta cepat saat ini masih terbilang murah dan harganya tidak jauh dari kereta lainnya yang jurusan Bandung seperti Argo Parahyangan.
"Sebenarnya tarif kereta cepat untuk sementara tidak akan berbeda jauh dengan kereta kelas eksekutif argo parahyangan, jadi pembandingnya dengan kendaraan pribadi tetap sama," pungkasnya.
Sebelumnya, Harga tiket Kereta Cepat Jakarta - Bandung diusulkan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebesar Rp300.000 untuk operasi awal.
Harga ini sudah meliputi tambahan layanan LRT dan kereta api pengumpan (feeder). Jika tanpa layanan tambahan, harga tiketnya Rp250 ribu.
Usulan harga Rp300 ribu dan Rp250 ribu per penumpang diperuntukkan pada kelas ekonomi. Untuk tambahan layanan LRT dan KA feeder saat ini masih dalam pembahasan dengan PT KAI dan LRT.
Selain itu, ke depannya juga diusulkan adanya tarif dinamis (dynamic pricing) bagi penumpang di kelas utama dan bisnis.
"Soalnya kan first class dan business class kan pasti kita menggunakan dynamic pricing. Karena segmennya kan berbeda, segmented lah kalau itu," kata Dirut KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi, pada Rabu (13/9/2023) seperti dikutip Antara.
Semua usulan dari KCIC terkait kereta cepat Jakarta-Bandung telah diajukan pada Kementerian Perhubungan, PT KAI, dan pihak terkait lainnya seperti PT LRT Jakarta.
Usulan harga tersebut tidak terlalu jauh dengan banderol tiket kereta api reguler. Dalam kesempatan lain, Dwiyana mencontohkan, kereta api (KA) Argo Parahyangan dari PT KAI harga tiketnya berkisar Rp200.000 sampai Rp250.000. Rate tertinggi diterapkan saat high season.
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Anggun P Situmorang