tirto.id - Lembaga pemeringkat internasional Moody’s Investors Service baru saja menaikkan rating Indonesia dari Baa3 ke Baa2. Kenaikan rating tersebut sejalan dengan perubahan outlook dari yang tadinya positif menjadi stabil.
“Peningkatan ke Baa2 tersebut didukung oleh kerangka kebijakan yang semakin kredibel dan efektif terhadap stabilitas ekonomi makro,” seperti itulah tertulis dalam pernyataan resmi dari Moody’s pada Jumat (14/3/2018).
Lebih lanjut, Moody’s menilai berbagai penyangga keuangan, kebijakan fiskal yang penuh kehati-hatian, dan kebijakan moneter yang diupayakan pemerintah terbukti membawa dampak. Moody’s meyakini bahwa Indonesia semakin tangguh dan kapasitasnya dalam merespons gejolak semakin baik.
Adapun Moody’s memandang Bank Indonesia (BI) telah berupaya untuk membangun rekam jejak yang tidak hanya mengarah pada pertumbuhan jangka pendek. Moody’s menyebutkan BI cenderung memprioritaskan stabilitas makroekonomi.
Target inflasi dalam tiga tahun terakhir pun mencapai target. Moody’s menilai ekspektasi inflasi relatif berada di level sedang di saat inflasi pokok meningkat tajam sebagai dampak dari reformasi subsidi pada 2014.
Moody’s lantas menyebutkan BI telah melakukan pendekatan yang lebih fleksibel dalam meredam gejolak nilai tukar sejak periode taper tantrum. Selain itu, ada juga sejumlah kebijakan lain yang efektif, yang merupakan bentuk koordinasi antara BI dengan pemerintah daerah guna menjaga inflasi tetap rendah.
Kenaikan rating ini pun dapat berdampak pada upaya pemerintah dalam menghimpun investasi untuk pembangunan infrastruktur.
“Ini merupakan sinyal positif untuk pasar dalam jangka pendek serta dapat menjadi validasi kuat untuk memperbaiki hal-hal fundamental di Indonesia. [Rating ini] menempatkan Indonesia dalam posisi yang baik dalam menghadapi badai eksternal belakangan ini,” kata ekonom dari Nomura Holdings Inc di Singapura, Euben Paracuelles, seperti dikutip Bloomberg.
Peningkatan rating oleh Moody’s ini menyusul kenaikan rating Indonesia yang dilakukan lembaga pemeringkat internasional lain, Fitch Ratings, pada Desember 2017 lalu. Senada dengan Moody’s, Fitch Ratings juga menilai Indonesia memiliki ketahanan terhadap guncangan eksternal maupun faktor geopolitik yang berlangsung selama beberapa tahun terakhir.
Fitch Ratings sendiri menaikkan rating Indonesia dari BBB- menjadi BBB dengan outlook stabil untuk utang jangka panjang Indonesia dalam mata uang asing dan lokal.
Sementara itu, Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan peningkatan peringkat Sovereign Credit Rating Indonesia oleh lembaga pemeringkat Moody's Investor Service dari Baa3 (positif) menjadi Baa2 (stabil) merupakan bukti peningkatan perbaikan ekonomi.
"Dengan perbaikan rating ke level Baa2 oleh Moody's kini Indonesia telah diakui oleh empat lembaga pemeringkat internasional berada pada satu tingkat lebih tinggi dari level 'Investment Grade' sebelumnya," kata Agus dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Jumat (13/4/2018), diberitakan dari Antara.
Agus mengatakan peringkat tersebut merupakan level tertinggi yang pernah dicapai oleh Indonesia dari Moody's dan merupakan pencapaian besar ketika ketidakpastian ekonomi global yang mempengaruhi perkembangan ekonomi di kawasan masih berlanjut.
"Hal ini dapat terwujud melalui konsistensi upaya Bank Indonesia bersama dengan Pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," kata Agus.
Dalam kaitan ini, Bank Indonesia akan terus mewaspadai peningkatan risiko global dan mengoptimalkan bauran kebijakan termasuk kebijakan makroprudensial dan pendalaman pasar keuangan dalam menjaga stabilitas perekonomian yang menjadi landasan utama bagi terciptanya pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, berkelanjutan, dan inklusif.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Maya Saputri