Menuju konten utama

Sri Mulyani: Penilaian Fitch Ratings Tekan Efek Reformasi Pajak AS

Penilaian Fitch Ratings terhadap Indonesia, menurut Sri Mulyani, menjadi modal menghadapi dampak reformasi pajak AS. Tapi, hal itu hanya untuk jangka pendek saja.

Sri Mulyani: Penilaian Fitch Ratings Tekan Efek Reformasi Pajak AS
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat memberikan keterangan pers di Gedung Djuanda I, Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (22/3/2017). ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/pras/17.

tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis penilaian Fitch Ratings terhadap utang jangka panjang Indonesia dalam mata uang asing dan lokal menjadi bekal berharga untuk mengatasi dampak reformasi perpajakan di Amerika Serikat (AS).

“Dalam jangka pendek, pengaruhnya tentu kepercayaan akan makin baik. Ini sangat dibutuhkan (Indonesia) pada saat (kongres) AS sudah meloloskan UU perpajakannya,” ujar Sri Mulyani di Jakarta, pada Kamis (21/12/2017).

Hari ini, Lembaga Pemeringkat Internasional, Fitch mengumumkan perbaikan rating utang jangka panjang Indonesia dalam mata uang asing dan lokal, dari BBB- menjadi BBB dengan outlook stabil.

Fitch menyatakan peningkatan peringkat ini didukung kondisi makro ekonomi Indonesia yang stabil, kebijakan pengelolaan utang disiplin, dan iklim usaha yang membaik. Siaran pers Kementeri Keuangan menilai keputusan Fitch menunjukkan bahwa reformasi struktural dan fiskal Indonesia dinilai baik. Pengumuman ini juga menunjukan adanya kepercayaan dunia internasional kepada perekonomian Indonesia.

Hampir bersamaan dengan pengumuman itu, Kongres AS memutuskan menyetujui usulan Presiden Donald Trump mengenai reformasi perpajakan pada Rabu (20/12/2017), waktu setempat. Usulan Trump disetujui kongres melalui voting, yakni 224 suara sepakat dan 201 lainnya menolak. Reformasi pajak itu di antaranya soal penurunan pajak korporasi dari 35 persen menjadi 15 persen. Tarif pajak korporasi AS itu pun lebih rendah ketimbang di Indonesia yang masih 25 persen.

Menurut Sri Mulyani, reformasi pajak di AS bisa memberikan sentimen negatif kepada negara-negara berkembang seperti Indonesia. Menurut dia, penilaian Fitch Ratings bisa menjadi tameng Indonesia menghadapi sentimen negatif akibat reformasi pajak AS itu.

Akan tetapi, menurut Sri Mulyani, Indonesia masih harus bekerja keras mengingat dampak positif penilaian Fitch Ratings hanya akan berusia singkat. Menurut dia, untuk mengatasi dampak negatif reformasi perpajakan di AS, Indonesia harus bergegas membenahi fundamental sektor keuangan.

Dia berpendapat Indonesia harus segera berupaya mengejar penilaian rating risiko utang pada level AAA. “Paling puas kalau kita sudah mencapai AAA, kalau BBB masih belum. Jadi kita masih perlu bekerja keras,” kata dia.

Sri Mulyani mengimbuhkan, saat ini langkah terpenting yang akan diambil oleh pemerintah ialah segera memetakan risiko.

”Dalam mengelola keuangan ada yang sifatnya external shock, jadi kita harus bisa selalu mengidentifiksi potensi risiko itu dan mengelolanya,” ujar dia.

Baca juga artikel terkait REFORMASI PAJAK AS atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Addi M Idhom