tirto.id - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan program kartu prakerja yang diluncurkan hari ini (20/3/2020) tidak menjamin pemegangnya memperoleh pekerjaan. Kartu tersebut hanya menjamin seseorang diberi pelatihan atau kursus.
“Bukan jaminan setelah kartu prakerja pasti mendapat pekerjaan. Tugas pemerintah sekali lagi mendorong ke pekerjaan dan kewirausahaan, bukan menjamin,” ucap Moeldoko dalam siaran live streaming di akun Youtube Kemenko Perekonomian.
Moeldoko, yang juga Wakil Ketua Komite Cipta kerja dan Kartu Pekerja, menyatakan kartu ini fokus pada peningkatan pengalaman dan keahlian pemegangnya. Kedua hal itu sering dicari oleh perusahaan ketika merekrut seseorang.
“Bagaimana nasibnya anak-anak muda kita kalau tidak memberi pelatihan? Pasti tidak mendapat pekerjaan. Jadi kenapa diselenggarakan? Upskilling, menambah keahlian, melengkapi keahlian,” ucap Moeldoko.
Ia pun mendorong mereka yang baru lulus untuk memanfaatkan kursus ini.
Moeldoko lantas mengatakan program ini bukan satu-satunya cara pemerintah dalam meningkatkan kualitas SDM. Masih ada lagi program serupa seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP), super tax deduction untuk vokasi, dan revitalisasi SMK.
Moeldoko juga mengingatkan lagi kalau pemegang kartu ini tidak akan digaji seperti yang diyakini banyak orang selama ini. “Kartu ini bukan menggaji pengangguran. Itu tafsiran yang salah,” ucap Moeldoko.
Kartu prakerja adalah salah satu program Jokowi saat mencalonkan diri lagi sebagai presiden, tahun lalu. Saat itu ia mengatakan kartu ini bakal dibatasi kuotanya setiap tahun. Namun, pada 11 Maret lalu, Jokowi mengatakan akan ada insentif uang bagi pemegang kartu ini, setelah diberi pelatihan.
“Kalau training selesai dia belum dapat pekerjaan, dia mendapat insentif honor. Sampai waktu tertentu bisa enam bulan,” katanya.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Rio Apinino