Menuju konten utama

Misi Hidup Mati Prabowo-Sandi Curi Suara di Kandang Banteng

Meraup suara di Jawa Tengah dinilai sebagai kunci bagi pasangan Prabowo-Sandi untuk menang. Ini strategi pertempuran hidup mati.

Misi Hidup Mati Prabowo-Sandi Curi Suara di Kandang Banteng
Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno (kanan) didampingi Direktur Materi Debat dan Kampanye Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Sudirman Said (kiri) memberikan pernyataan pada wartawan terkait laporan penerimaan dana kampanye pasangan Prabowo-Sandi di Media Center Prabowo-Sandi, Jakarta, Rabu (28/11/2018). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

tirto.id - Pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berupaya 'mencuri' suara di Jawa Tengah. Daerah tersebut dikenal sebagai 'kandang banteng' alias basis kekuatan PDI Perjuangan, partai pengusung Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Direktur Materi Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Sudirman Said mengatakan langkah awal pemindahan markas akan dilakukan mulai Januari 2019. Pemindahan ini lantaran BPN menganggap kemenangan di Jateng akan berbuah hasil di tingkat nasional.

"Kemenangan di Jawa Tengah besar pengaruhnya secara nasional," kata Sudirman saat meresmikan Posko Sukarelawan Prabowo-Sandi di Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, seperti dilansir Antara, Ahad (9/12/2018).

Pemindahan ini dinilai pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah, Adi Prayitno sebagai strategi yang tepat. Menurutnya, kubu Prabowo belajar dari kekalahan pada Pilpres 2014.

Saat itu, Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Radjasa kalah telak di Jawa Tengah dengan memperoleh 6.485.720 suara atau 33,35%. Jauh di bawah perolehan Jokowi-Jusuf Kalla yang mendapat 12.959.540 suara atau 66,65% persen.

"Waktu 2014 itu, kan, sebenarnya di mana-mana cukup imbang. Hanya di Jateng saja Prabowo kalah telak. Jadi ini strategi yang cerdik menurut saya," ujar Adi saat dihubungi reporter Tirto, Senin (10/12/2018).

Bisa unggul di Jawa Tengah barangkali masih tergolong mustahil bagi pasangan Prabowo-Sandi. Namun, kata Adi, menipiskan kekalahan di Jawa Tengah diyakini akan sangat berpengaruh pada hasil perolehan suara menyeluruh.

"Meraup suara di Jawa Tengah adalah kunci bagi pasangan Prabowo-Sandi untuk menang. Ini strategi pertempuran hidup mati," tutur Adi.

Misi mencuri suara di kandang banteng diyakini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Bakal ada hambatan yang harus dihadapi Prabowo-Sandi untuk dapat mencapainya. Menurut Adi, hambatan itu adalah meyakinkan penduduk Jateng yang mayoritas pendukung PDI P untuk memilih mereka.

"Untuk menerabas hambatan itu, isu yang bisa diusung adalah bagaimana menaikkan derajat ekonomi di Jateng. Kan, kita tahu, di sana masih banyak warga yang hidup di bawah garis kemiskinan," ujar Adi.

Faktor Sudirman Said

Pada sisi lain, Adi menilai strategi pemindahan markas ini akan cukup berhasil meskipun tidak sampai mengungguli pasangan Jokowi-Ma'ruf. Solidaritas di antara partai pengusung Prabowo-Sandi diyakini akan sama seperti saat mengusung Sudirman Said-Ida Fauziah pada Pilgub Jateng 2018.

Pilgub Jateng 2018 disebut Adi sebagai peringatan buat Jokowi dan PDI Perjuangan. Ganjar yang merupakan petahana hanya memeroleh 10.362.694 suara atau sekitar 58,78 persen, sementara Sudirman Said-Ida Fauziyah yang jadi penantang memperoleh 7.267.993 suara atau 41,22 persen.

"Padahal, kan, seharusnya Ganjar bisa menang telak karena itu wilayah kekuatan PDI P," kata Adi.

Adi berpandangan sosok Sudirman Said akan menjadi kunci bagi pasangan Prabowo-Sandi untuk mencapai misi mempertipis jarak suara. kendati capaian suara dari pendukung Sudirman saat pilkada banyak terbantu pendukung PKB, Adi menaksir tidak tertutup kemungkinan pemilih Sudirman-Ida akan melimpahkan suaranya untuk Prabowo-Sandi.

"Saya melihat timses Sudirman kemarin memang sangat kuat. Orang-orang PKB di Jateng bisa saja berbeda dari yang pusat. Sekarang ini, kan, musimnya kawin-silang, pasang dua kaki. Jejak Pilkada Jateng 2018 masih sangat membekas. Kan, baru beberapa bulan yang lewat," ucap Adi menambahkan.

Infografik CI Janji dan gagasan Politik prabowo sandi

Tak Berpengaruh

Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Tengah Joko Widodo-Ma'ruf Amin Bambang Wuryanto menanggapi santai rencana pemindahan kantor ini. Menurut Bambang, pemindahan markas tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil perolehan suara pada Pilpres 2019.

"Hari ini yang namanya teknologi informasi dan transportasi sudah sangat pendek, tanpa markas pun kami bisa memenangkan pertempuran," kata Bambang di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Senin.

Lelaki yang juga menjabat Ketua DPD PDIP Jawa Tengah ini menilai wacana pemindahan markas itu sebatas 'bahan berita' dan karena Jateng masih dianggap daerah krusial oleh BPN Prabowo-Sandiaga.

"Karena Pak Jokowi menginginkan kemenangan 80 persen di Jateng. Kemudian Pak Sandiaga dan Sudirman Said menganggap itu penting," kata Bambang.

"Apa Pak Jokowi bisa capai 80 persen di Jawa Tengah? Kalau Bambang belum ada ilmunya. Kalau Presiden ada ilmunya. Saya ilmunya bisa sampai 70 persen bersama kawan-kawan TKD Jawa Tengah," lanjutnya.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Abul Muamar

tirto.id - Politik
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Abul Muamar
Editor: Mufti Sholih & Abul Muamar