tirto.id - PT Sari Coffee Indonesia (Starbucks Indonesia) menyadari pentingnya untuk menjaga keberlanjutan industri kopi di Tanah Air. Oleh karenanya, melalui The Starbucks Foundation, perusahaan secara berkala menyediakan benih pohon kopi berkualitas kepada para petani agar dapat terus memperpanjang masa produktivitas kebun kopi mereka.
Benih diberikan merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Starbucks Farmers Support Center (FSC) yang terletak di Brastagi, Sumatera Utara. Pusat penelitian petani kopi ini merupakan 1 dari 10 FSC yang tersebar di seluruh Dunia.
FSC adalah fasilitas penelitian sekaligus pusat pelatihan yang dimiliki oleh Starbucks untuk membantu para petani agar dapat lebih produktif. Fokus utamanya adalah kelangsungan hidup kopi, dalam hal ini dengan menyediakan benih berkualitas dan praktik menanam kopi yang baik.
“Sebetulnya fokus mereka (FSC) tidak ada tujuan untuk pemaksaan atau pengarahan penjualan petani yang dibina ke Starbucks. Jadi kita hanya mengedukasi, tujuan utama untuk kelangsungan hidup kopi, itu yang paling penting,” jelas Mirza Luqman Effendy, Coffee and Partner Engagement Division Manager Starbucks Indonesia, pada acara Media Trip di Ciwidey, Jawa Barat, Kamis (16/5/2024).
Salah satu petani kopi yang menerima manfaat benih adalah Dana. Dirinya telah menggeluti profesi ini selama 10 tahun dan mengelola sekitar 2 hektare kebun kopi lahannya dia sewa dari Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani).
Penduduk asli Ciwidey tersebut menyebut dirinya menerima dua jenis benih kopi. “Dua macam (benih). Gayo dan Komasti,” ungkap Dana di Ciwidey, Kamis.
Selain bantuan benih, Dana juga menerima edukasi terkait cara perawatan tumbuhan kopi, contohnya penggunaan pupuk organik dan metode pruning atau pemangkasan. Pruning berarti memangkas cabang-cabang pohon yang masih muda demi memperbaiki bentuk mahkota kopi, menjaga produktivitas dan kualitas.
Biji berkualitas dan edukasi penanaman kopi tersebut memberikan manfaat yang sangat besar. Dana menjelaskan meskipun sebelumnya dia menghasilkan panen yang lebih banyak, tapi kualitas panen kopinya kali ini meningkat. Dirinya mengaku mampu menjual hingga Rp14.000 per kilogram untuk kopi yang siap petik.
Kemudian, karena produktivitas bertambah dalam 1 hektare dirinya bisa memanen setidaknya 1,5 ton. Tahun, ini bahkan diperkirakan bisa memanen lebih banyak karena sedang memasuki usia pohon paling produktif.
Lebih lanjut, Public Relation and CSR Division Manager Starbucks Indonesia, Kiki Mochamad Rizki, menjelaskan bahwa Starbucks Foundation telah menyumbang setidaknya setengah ton benih ke petani di Indonesia.
“Sudah dari tahun 2018 menyumbangkan setengah juta ton benih di Sumatera dan Jawa Barat,” jelas Kiki pada Kamis.
Penyediaan Aqua Tower
Pada kesempatan yang sama, Starbucks Foundation juga menunjukkan komitmennya dalam menyediakan air bersih daerah sekitar. Bekerja sama dengan Planet Water Foundation (PWF) dibangunlah water station di SDN Panundaan, Kelurahan Rancabali, Kecamatan Ciwidey, Jawa Barat.
Kiki menyebutkan bahwa stasiun air bersih yang bernama “Aqua Tower” tersebut dibangun pada 12 Oktober 2023, dan ini merupakan ke-17 kalinya Starbucks Foundation menyumbangkan akses air bersih tersebut.
“Sekarang ini tersebar di 17 titik dari Deli Serdang sampai Lombok. Kenapa di daerah-daerah tersebut? Misal Deli Serdang itu daerah yang sulit air, dan Lombok itu juga karena berkaitan dengan gempa dahsyat saat itu,” terangnya.
Kiki menambahkan bahwa “Aqua Tower” pertama kali disalurkan di SDN Gerbang Sumur Batu di Bantar Gebang, Jawa Barat pada 2013. Dirinya menyebut bahwa setidaknya ada 1.500 kepala keluarga yang berpotensi menerima manfaat dari akses air bersih tersebut.
Cara kerja “Aqua Tower” adalah memompa air bawah tanah, kemudian disaring lalu masuk ke bak penampungan sebelum akhirnya dapat dimanfaatkan untuk cuci tangan dan bisa langsung diminum.
Sistem filtrasi yang digunakan juga sangat kecil dan bisa bertahan untuk waktu yang sangat lama, sehingga tidak perlu sering diganti. Lalu pemeliharannya menjadi tanggung jawab PWF untuk lima tahun pertama.
“Sudah di-set bahwa si filter-nya ini memang sekali dipasang tidak perlu diganti karena ini yang microfiber, yang sangat kecil banget sifilter-nya itu dan di-set untuk bisa menyaring sampai satuan terkecil,” imbuh Kiki.
Kepala Sekolah SDN Panundaan, Yati Resnawati, mengaku pihak sekolah merasakan manfaat yang sangat besar dengan kehadiran “Aqua Tower.” Stasiun air bersih tersebut memberikan perasaan aman, karena murid pasti meminum air dengan kualitas yang baik.
“Kalau dulu sebelum ada bantuan ini “Aqua Tower” anak-anak bawa minum dari rumah masing-masing. Kami kan tidak tahu sumber airnya darimana. Setelah ada, anak-anak tidak perlu membawa sendiri lagi karena sudah disediakan. Kemudian sekolah yang biasanya setiap minggu beli minum, semenjak ada “Aqua Tower” kita ikut menggunakan juga. Jadi sekolah lebih irit,” jelas Yati.
Lebih lanjut, untuk tahun ini Starbucks Foundation berencana membangun “Aqua Tower” selanjutnya di salah satu sekolah yang terletak di Subang, Jawa Barat.