tirto.id - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Susana Yembise mengungkap minimnya stok sagu dan ubi di Kabupaten Asmat, Papua. Langkanya persediaan sagu dan ubi di Asmat membuat masyarakat di sana kekurangan alternatif sumber makanan.
Informasi itu diperoleh Yohana dari staf khususnya yang sudah pergi ke wilayah terdampak wabah campak dan gizi buruk di Asmat. Usai melakukan kunjungan, staf ahli itu melaporkan ketiadaan stok makanan berupa ubi dan sagu di Asmat.
"Ibu-ibu kan mereka biasa tanam ubi, sagu, kan sudah tidak. Mereka bergantung pada raskin, jadi bilamana raskin tidak ada ya pasti mereka sulit dapat makanan," kata Yohana di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta, Rabu (31/1/2018).
Untuk mengatasi kekurangan stok pangan di Asmat, Yohana berjanji akan melakukan pendekatan ke kaum perempuan di sana. Ia berencana menggalakkan program tanam sagu atau ubi.
"Saya harus mendekati ibu-ibu supaya kita bisa ajak seribu ibu tanam seribu pohon sagu, atau seribu ibu tanam seribu ubi mungkin," kata dia.
Wabah campak dan gizi buruk di Asmat, Papua, telah memakan puluhan korban. Menurut klaim Menteri Sosial Idrus Marham, ada 71 korban jiwa yang jatuh akibat wabah itu.
Klaim Idrus juga dibenarkan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek. Selain memaparkan data korban akibat wabah campak dan gizi buruk, Nila mengungkap jumlah anak yang sudah diimunisasi tim kesehatan di Asmat.
"Yang sudah kami imunisasi sekitar 13.300-an anak. Tenaga kesehatan kita juga berikan yang spesialis, tapi hanya dapat terjun ke Rumah Sakit Umum Daerah Agats (Kabupaten Asmat)," kata Nila.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Addi M Idhom