tirto.id - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan ekspor hasil kelautan dan perikanan akan terus meningkat. Selain itu, pasokan komoditas perikanan ke dalam negeri juga bakal terus meningkat sehingga bisa mengantisipasi melemahnya kondisi perekonomian global.
"Kenaikan ekspor pelan karena ekonomi global melemah," kata Menteri Susi di Jakarta, Kamis (8/12/2016).
Meski demikian, Menteri Susi mengatakan bahwa di sejumlah daerah seperti Bali mengalami jumlah ekspor yang meningkat pesat.
Selain itu, kata dia, saat ini penyerapan hasil perikanan di domestik atau dalam negeri juga dinilai sangat luar biasa.
"Seperti di Bitung, karena yang menangkap masyarakat umum sehingga yang membeli juga lebih terbuka," ujarnya.
Menurutnya, apabila saat ini ditemukan adanya ikan segar di warteg, karena hal itu disebabkan oleh semakin melimpahnya pasokan ikan segar.
Sementara itu, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Nilanto Perbowo mengatakan melimpahnya jumlah ikan di Indonesia ini disebabkan karena kesuksesan pemberantasan pencurian ikan yang membuat investor tertarik berinvestasi ke Indonesia.
"Ikan saat ini tersedia dalam jumlah cukup," kata Nilanto Perbowo di Jakarta.
Pada saat ini, kata dia, banyak pihak yang tertarik untuk menginvestasikan "cold storage" (tempat pendinginan ikan) guna membantu industri pengolahan di Tanah Air.
Sebagaimana diwartakan, Bali mengantongi devisa dari ekspor hasil perikanan dan kelautan sebesar 157,85 juta dolar AS selama sembilan bulan (Januari-September) 2016, atau meningkat 79,88 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 87,75 juta dolar AS.
"Sektor perikanan dan kelautan itu mampu memberikan andil sebesar 38,85 persen dari total nilai ekspor Bali mencapai 406,31 juta dolar AS atau meningkat 13,75 persen dibanding periode sama sebelumnya 357,199 juta dolar AS," kata Kabid Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Made Suastika.
Dari sembilan jenis komoditas hasil perikanan dan kelautan dari Bali tersebut, komoditas yang paling menonjol adalah ikan tuna dalam bentuk segar dan beku yang mampu menghasilkan 64,24 juta dolar AS selama sembilan bulan pertama 2016, meningkat 20,55 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 53,29 juta dolar AS.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan berupaya meningkatkan promosi produk perikanan untuk meningkatkan kinerja ekspor untuk produk tersebut, khususnya ke negara-negara tujuan ekspor utama dunia seperti AS.
"Nilai ekspor produk perikanan dan 'seafood' pada Januari-Agustus 2016 tercatat sebesar 861,8 juta dolar Amerika Serikat," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Arlinda.
Nilai ekspor produk perikanan terus mengalami peningkatan positif. Pada Januari-Agustus 2016, nilai ekspor produk perikanan dan seafood Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 10,76 persen dibandingkan periode yang sama setahun lalu.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto