Menuju konten utama

Menteri ESDM: Subsidi BBM Turun, LPG 3 Kg dan Listrik Naik

Subsidi LPG 3 kg 8,17 juta metrik ton, naik dari 8,03 metrik ton. Sementara subsidi listrik sebesar Rp90,22 triliun, naik dari Rp75,83 triliun.

Menteri ESDM: Subsidi BBM Turun, LPG 3 Kg dan Listrik Naik
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan paparan dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (26/8/2024). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.

tirto.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan dalam RAPBN Tahun Anggaran 2025, subsidi BBM sebesar 19,41 juta kilo liter (kl), turun dari target subsidi BBM tahun ini yang sebesar 19,58 juta kl. Penurunan penyaluran subsidi BBM ini didorong oleh efisiensi penyaluran BBM subsidi.

Total BBM subsidi 19,41 juta kl terdiri dari subsidi minyak tanah sebesar 525.000 kl, turun dari 580.000 kl pada 2024. Lalu BBM jenis solar sebanyak 18,88 juta kl.

"Volume BBM bersubsidi sebesar 19,41 juta kl, turun dibandingkan target 2024 sebesar 19,58 juta kl. Penurunan ini didorong oleh rencana efisiensi penyaluran BBM produksi," kata Bahlil dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, di Komplek Parlemen, Jakarta, Selasa (27/8/2024).

Menurut Bahlil, turunnya volume BBM subisidi ini harus membuat Kementerian ESDM dan Pertamina memastikan agar penyaluran BBM bersubsidi tepat sasaran.

Hal ini seiring dengan implementasi kebijakan pembatasan BBM subsidi yang diperuntukkan bagi kendaraan bermotor tertentu yang dapat mengakses BBM dengan harga murah.

"Kita melihat bahwa masih ada beberapa langkah yang penting dan perlu di mitigasi agar betul-betul subsidi ini tepat sasaran sehingga efisiensi. Dan langkah-langkah ini akan kita lakukan, jadi jangan lagi mobil mewah pakai barang bersubsidi," imbuh Bahlil.

Selain BBM subsidi, kebijakan subsidi energi untuk Tahun Anggaran 2025 termasuk kenaikan subsidi LPG 3 kilogram (kg) yang naik menjadi 8,17 juta metrik ton, dari semula target 2024 sebesar 8,03 metrik ton. Bahlil mengatakan, kenaikan subsidi gas melon ini didorong oleh peningkatan permintaan dari masyarakat.

Dengan kenaikan permintaan LPG 3 kg ini, Bahlil berencana mencari jaringan gas (jargas) anyar dan membangun industri LPG di Indonesia untuk menurunkan ketergantungan Indonesia terhadap gas impor.

"Subsidi listrik tahun 2025 disepakati mencapai Rp90,22 triliun, ini sudah termasuk kurang bayar 2023 sebesar Rp2,2 triliun," kata Bahlil menjelaskan bahwa pihaknya bakal menaikkan subsidi listrik di tahun depan.

Anggaran subsidi listrik dalam RAPBN 2025 dialokasikan sebesar Rp90,22 triliun, naik dari anggaran 2024 yang sebesar Rp75,83 triliun. Peningkatan anggaran subsidi listrik ini didorong oleh perkiraan peningkatan pelanggan.

"Subsidi listrik didorong oleh perkiraan jumlah penerima subsidi listrik dari 40,89 juta pelanggan menjadi 42,08 juta pelanggan di 2025. Jadi naiknya kurang lebih sekitar 1 juta lebih pelanggan itu bisa berdampak pada kenaikan," tutup Bahlil.

Baca juga artikel terkait SUBSIDI BBM atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Flash news
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Irfan Teguh Pribadi