tirto.id - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menekankan dampak ekonomi dari Asian Games 2018 lebih penting ketimbang hanya sekadar dampak finansial. Adapun dampak finansial yang dimaksud ialah terkait penjualan tiket acara pembukaan maupun pertandingan saat Asian Games 2018 berlangsung pada 18 Agustus-2 September di DKI Jakarta dan Palembang.
“Jangan lihat hanya dampak finansial. Ini justru dampak ekonomi, sampai ke penciptaan lapangan kerja, upah riil, hingga output ekonomi, seperti sektor mana yang terdampak,” kata Bambang di kantornya, Jakarta pada Minggu (29/7/2018).
Lebih lanjut, Bambang menyebutkan dampak perekonomian Asian Games 2018 terhadap sektor UMKM misalnya, akan jauh lebih penting ketimbang hanya membicarakan penjualan tiket.
Bambang pun mengatakan potensi pendapatan langsung itu memang bisa dihitung namun pemerintah saat ini memang sedang berfokus pada dampak jangka panjang yang bisa timbul dari perhelatan.
“Menyelenggarakan Asian Games ini bukan hanya event olahraga, tapi ini bisa juga jadi momentum untuk menciptakan stimulus dalam perekonomian Indonesia,” ucap Bambang.
Masih dalam kesempatan yang sama, Direktur Media dan Public Relations INASGOC Danny Buldansyah mengaku bahwa pendapatan dari tiket memang tidak besar.
Danny mengungkapkan pendapatan tiket paling besar tak lain adalah saat acara pembukaan. Ia lantas mengklaim dari sekitar 40 ribuan tiket yang tersedia untuk agenda pembukaan, sebanyak 20 ribuan tiket telah terjual.
Sementara untuk tiket pertandingan, Danny mengatakan penjualannya sampai dengan saat ini memang masih belum maksimal karena jadwal dan lokasi pertandingan yang baru mulai diumumkan. Menurut Danny, masyarakat cenderung menunggu jadwal keluar terlebih dahulu sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli tiket.
“Dari tiket enggak besar. Kecuali untuk yang opening memang agak besar, tapi memang untuk yang lainnya enggak besar. Target tiket yang kita jual kalau enggak salah 1 juta tiket,” jelas Danny.
Saat disinggung mengenai pengelolaan pendapatan dari jual tiket itu, Danny mengatakan bahwa uang akan langsung masuk ke Badan Layanan Umum (BLU) Lembaga Pengelola Dana dan Usaha Keolahragaan (LPDUK) di bawah Kementerian Pemuda dan Olahraga. Adapun Danny memastikan pengelolaan pendapatan itu bakal dilakukan secara transparan.
“Komitmen revenue dimasukkan ke LPDUK. Jadi LPDUK yang mengelola uangnya, sehingga kalau INASGOC butuh uang untuk operasional, kami mintanya ke LPDUK. Jadi uang itu tidak masuk ke INASGOC,” ucap Danny.
Untuk acara pembukaan yang akan berlangsung pada 18 Agustus 2018 misalnya, tiket dibanderol dengan harga yang bervariasi. Kisaran harganya berada di angka Rp750 ribu sampai dengan Rp5 juta. Sementara untuk harga tiket pertandingan, rata-rata dipatok senilai Rp100 ribu.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yulaika Ramadhani