tirto.id - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo membuka kemungkinan untuk menggunakan lahan hutan guna menanam kedelai. Syahrul menilai opsi ini bisa dipakai demi mendorong peningkatan produksi kedelai dalam negeri.
“Sepanjang clear, ada petani kami masuk, clear lahannya kami masuk,” ucap Syahrul dalam Rapat Komisi IV DPR RI, Senin (29/3/2021).
Penjelasan Syahrul itu menjadi respons ketika menjawab pertanyaan anggota Komisi IV DPR RI. Dalam rapat, Syahrul memperoleh pertanyaan bilamana ada rencana penggunaan kawasan hutan untuk budidaya kedelai.
Syahrul mengatakan saat ini lembaganya masih menjalankan program peningkatan produksi kedelai yang dikejar dalam 200 hari. Sayangnya program ini masih banyak menghadapi kendala. Misalnya tanaman kedelai ternyata menarik bagi hama tikus.
Faktor lain, produksi kedelai Indonesia juga tidak menggunakan bantuan rekayasa genetika seperti di Amerika Serikat. Hal ini menurutnya membuat kedelai dalam negeri langsung kalah bila berhadap-hadapan dengan kedelai Amerika Serikat atau luar negeri.
Kementan pun tengah mencari lebih banyak lahan yang bisa ditanami kedelai. Meski demikian, ia mengingatkan bertambahnya lahan pun belum tentu menyelesaikan masalah.
Pasalnya tanah itu harus terus dikelola dan dijaga. Belum lagi produksi kedelai relatif berfluktuasi sehingga perlu upaya ekstra dan tak semudah membangun infrastruktur.
“Pertanian enggak bisa seperti proyek begitu selesai pindah. Enggak bisa, harus dijaga. Jadi sepanjang clear, lahan ada, petani kita masuk. Kita ada KUR cukup,” ucap Syahrul.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz