Menuju konten utama

Mentan Klaim Bawang Putih Langka Bukan karena Pembatasan Impor Cina

Mentan Syahrul Yasin Limpo mengklaim lonjakan harga bawang putih bukan karena terhambatnya pasokan dari Cina menyusul pembatasan importasi produk pangan dan hortikultura.

Mentan Klaim Bawang Putih Langka Bukan karena Pembatasan Impor Cina
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (tengah) menjawab pertanyaan wartawan usai menghadiri Rapat Koordinasi pembahasan tentang pangan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Jakarta, Rabu (18/12/2019). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/pd

tirto.id - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) membantah bila lonjakan harga bawang putih disebabkan oleh terhambatnya pasokan dari Cina menyusul pembatasan importasi produk pangan dan hortikultura. SYL mengklaim stok bawang saat ini masih cukup.

“Bawang putih sementara saya nyatakan masih tersedia. Dalam catatan kami masih cukup sampai 2 bulan,” ucap SYL kepada wartawan saat ditemui di Kementerian Pertanian, Selasa (4/2/2020).

“Kan enggak harus dari Cina saja (pasokan bawang putih),” kata politikus Nasdem ini menambahkan.

Harga bawang putih menurut Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) mengalami tren kenaikan selama 2 minggu terakhir. Dari harga rata-rata senilai Rp34.850 per kg pada 14 Januari 2020 menjadi Rp47 ribu per kg per 4 Februari 2020.

Jika dlihat per wilayah, pantauan Tirto per 4 Februari 2020 pukul 12.32 WIB menunjukkan harga bawang putih di DKI Jakarta menembus rata-rata wilayah yaitu Rp57 ribu per kg.

Sementara itu daerah lain yang mengalami kenaikan harga tinggi, antara lain Kalimantan Timur dengan harga Rp58.500 per kg, Yogyakarta dengan harga Rp56 ribu per kg, dan Jawa Tengah Rp53,5 ribu per kg.

Selebihnya daerah lain seperti Sumatera Barat, Sumatra Selatan, Jambi, Gorontalo, Bali, NTB, Sulawesi Utara dan Maluku juga mengalami kenaikan harga di atas rata-rata.

SYL menjelaskan pemerintah akan berupaya untuk memantau bilamana ada pihak yang sengaja menyebabkan kelangkaan.

“Kalau ada kelangkaan, kami coba cek siapa yang melangkakan itu,” ucap SYL.

SYL juga mengklaim kalau tingginya harga bawang putih bisa teratasi lantaran akan segera terjadi panen bawang putih. Ia mengaku masih tetap mempertimbangkan importasi sebagai opsi, tetapi ia enggan menjadikan itu alasan lantaran tingginya harga bawang putih saat ini.

“Ya Anda bantu saya supaya jangan lebih banyak bicara impor dong. Kalau kau desak-desak itu, ya saya akhirnya terbukalah impor itu dan kita enggak punya lagi bawang putih yang ada di sini,” ucap SYL.

Kendati demikian, klaim SYL kalau produksi bawang putih dalam negeri akan cukup bisa jadi keliru. Pasalnya sebagian besar kebutuhan bawang putih Indonesia dipenuhi dari importasi. Produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi 4 persen saja dari total kebutuhan bawang putih tiap tahun.

Pada 2018, sebanyak 97 persen kebutuhan bawang putih nasional dipenuhi oleh impor yang mencapai 587.942 ton. Penyebabnya produksi dalam negeri terus mengalami tren menurun sejak 2016 sampai saat ini dan luas lahannya sendiri juga turut menyusut seiring waktu.

Baca juga artikel terkait IMPOR BAWANG PUTIH atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz