Menuju konten utama

Menperin: Penyediaan SDM Bagian Investasi Pengembangan Industri

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menuturkan upaya perbaikan pendidikan dan pelatihan vokasi menjadi penting untuk menjembatani kebutuhan investasi.

Menperin: Penyediaan SDM Bagian Investasi Pengembangan Industri
Pekerja menyelesaikan pembuatan mukena di Pinang, Kota Tangerang, Banten, Rabu (21/4/2021). ANTARA FOTO/Fauzan/rwa.

tirto.id - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan memperkuat sektor industri di Indonesia. Salah satunya melalui penyediaan tenaga kerja industri yang adaptif terhadap perkembangan teknologi industri.

“Kementerian Perindustrian, menyadari bahwa penyediaan SDM kompeten merupakan bagian investasi pengembangan industri. Upaya perbaikan pendidikan dan pelatihan vokasi menjadi penting untuk menjembatani kebutuhan tersebut,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Senin (28/11/2022).

Dalam pelaksanaannya, Kementerian Perindustrian melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis teknologi.Hal ini sebagai salah satu strategi pemenuhan kebutuhan tenaga kerja industri di era digitalisasi industri 4.0.

Berdasarkan data proyeksi Kementerian Perindustrian, kebutuhan SDM industri setiap tahunnya kini mencapai 682.000 orang. Sementara jumlah tenaga kerja yang tersedia masih sangat sedikit.

Hal ini memicu Kemenperin untuk melakukan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan vokasi nasional melalui pendidikan vokasi berupa SMK, Politeknik, Akademi Komunitas, penyelenggaraan diklat 3-in-1, program setara diploma satu. Serta penguatan revitalisasi Link and Match SMK dan industri guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja tersebut.

Pada minggu ke-4 bulan November 2022 ini, BPSDMI menggelar Industrial Vocational Week (IVW) 2022. Agenda ini merupakan kegiatan bersama mitra industri dan mitra pembangunan dari dalam dan luar negeri dalam rangka mensosialisasikan kegiatan pengembangan SDM Industri melalui program vokasi industri.

Penyelenggaraan kegiatan ini telah melibatkan 144 perusahaan industri, 127 peserta dari KADIN, KADINDA, dan para mitra, serta 947 dari SMK dan politeknik secara offline, online, dan hybrid dengan total sebanyak 1730 peserta.

Kegiatan yang berjalan selama 4 hari. Mulai dari tanggal 21 hingga 24 November 2022 kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan Launching of Industrial Vocational Year (IVY) 2023 sebagai puncak acara berlokasi di Hotel Ritz-Carlton Mega Kuningan, Jakarta yang dibuka oleh Kepala BPSDMI Arus Gunawan.

Agus menyampaikan keberhasilan program pendidikan dan pelatihan vokasi karena terjalinnya kemitraan antara lembaga pendidikan dan pelatihan dengan industri. Diharapkan mengurangi permasalahan mismatch supply dan demand penyediaan SDM industri.

”Kami juga tidak segan belajar dari negara-negara sahabat yang berhasil mengelola pendidikan vokasi yang baik dan terbangun sehingga kami juga mendapatkan best practice nya,” tambahnya.

Sementara itu, Sekretaris Negara dan Direktur Ketenagakerjaan Swiss, Boris Zürcher mengatakan, Swiss telah berkolaborasi dengan Indonesia dalam pengembangan keterampilan yang menjadi prioritas utama untuk program kerja sama Swiss selama 50 tahun.

“Kami sangat bangga untuk melanjutkan kolaborasi ini melalui Kerja Sama Ekonomi dan Program Pembangunan Swiss dengan Indonesia. Kami berharap dapat melanjutkan kemitraan yang sukses ini dengan Indonesia, khususnya Kementerian Perindustrian,” ujar Boris.

Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Ina Lepel mengungkapkan, pemerintah Jerman selama ini telah memberikan dukungan kepada Indonesia dalam menerapkan peraturan dan strategi TVET nasional yang mencakup reformasi yang signifikan serta untuk memastikan penerapan pendekatan berbasis permintaan.

“Inilah salah satu faktor kunci keberhasilan visi Indonesia di balik reformasi TVET. Platform yang diluncurkan hari ini juga penting untuk menyoroti peran penting sektor swasta dalam pengembangan sumber daya manusia dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas,” kata Ina.

Kemudian, Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI), Restu Yuni Widayati memaparkan, bahwa BPSDMI sudah menginisiasi penggunaan teknologi 4.0 sejak diluncurkannya program Making Indonesia 4.0 dengan menerapkan kurikulum 4.0 hingga assessment TVET 4.0-nya.

“Kemitraan dengan industri menjadi faktor kunci suksesnya penyelenggaraan program vokasi industri. BPSDMI secara konsisten memfasilitasi industri untuk berperan aktif mendukung program vokasi di Indonesia yang ditunjukkan melalui pemanfaatan Super Tax Deduction,” pungkas Restu.

Baca juga artikel terkait SEKTOR INDUSTRI atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin